Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bayi Vegan dan Keajaiban Air Susu Ibu (ASI)

20 Mei 2023   21:44 Diperbarui: 22 Mei 2023   19:47 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemberian ASI eksklusif, manfaat ASI bagi bayi, manfaat ASI bagi ibu, manfaat ASI eksklusif bagi bayi dan ibu. (Shutterstock/GOLFX)

Maka, ketika orangtua memiliki kebijakan untuk memperkenalkan pola makan vegan kepada bayinya dalam jangka waktu tertentu atau seterusnya, tentu saja yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan nutrisinya.

Diet vegan biasanya memang lebih rendah kalsium, vitamin D, dan vitamin B12. Untuk mengatasi hal tersebut, ibu perlu menyusui dengan super eksklusif, karena ASI (Air Susu Ibu) adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi.

Menurut pengalaman penulis yang mengenalkan pola makan vegan kepada sang buah hati sampai usia 2 tahun, memberikan ASI eksklusif selama 12 bulan sangat dianjurkan untuk bayi vegan.

Intensitas bayi yang menyusu pada ibunya memang sangat tinggi dikarenakan air susu ibu memang mudah dicerna oleh tubuh bayi, sehingga pada awal menyusui, hampir satu sampai dua jam bayi sudah butuh menyusu lagi. Dan siklus menyusui ini kemudian akan mengikuti pertumbuhan berat badan dan aktivitas bayi seiring dengan bertambahnya usia.

Setelah sang bayi berusia satu tahun, makanan pendamping ASI sebaiknya mulai diperkenalkan, seperti air buah dari jeruk baby atau semangka, dan juga buah yang dilumatkan seperti pisang.

Secara bertahap kemudian dapat dilanjutkan dengan makanan padat dari labu kuning, ubi atau kentang rebus yang dilumatkan seperti bubur dengan rasa orisinal, hingga pada akhirnya dapat diperkenalkan pula bubur nasi dengan sayuran seperti brokoli, bayam, wortel, kacang panjang dan sebagainya.

Protein nabati dari kedelai seperti tahu dan tempe pun bisa diolah sedemikian rupa. Namun demikian, garam dan gula juga perlu mendapat perhatian dalam memberikan makanan padat pertama pada bayi.

Ginjal muda pada bayi tentu tidak dapat mengatasi pengolahan terlalu banyak garam. Demikian pula dengan gula yang dapat menyebabkan kerusakan gigi.

Belajar dari pengalaman si sulung yang terlalu banyak mengonsumsi makanan manis hingga menyebabkan kerusakan pada giginya (gigis pada gigi di bagian depan), kepada anak berikutnya kebijakan membiasakan anak berkumur air putih setelah menyantap makanan manis akhirnya diterapkan, serta diikuti dengan menyikat gigi dengan bersih.

Karena hanya pendamping dan konsepnya adalah mengenalkan berbagai jenis makanan, tentu jumlah makanan yang diberikan sebaiknya tidak lebih banyak dari ASI, ini dimaksudkan agar ASI tetap mendominasi sebagai sumber nutrisi yang dibutuhkan bayi.

Memberikan makanan pendamping ini sebaiknya hanya satu kali kenyang dalam sehari, selebihnya hanya untuk mengeksplor rasa dan tekstur dari makanan sampai usia 2 tahun, dengan menciptakan aktivitas kuliner yang menyenangkan tanpa paksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun