Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Aksesibel dan Kepedulian di Bukhara Versus di Negara-Negara Eropa

13 Agustus 2025   08:29 Diperbarui: 13 Agustus 2025   08:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

By Christie Damayanti

Bukhara memang sebuah kota tua, tetapi ada bagian2 kota tua ini, tidak merupakan kota heritage, sehingga bisa dibongkat, diubah dan di renovasi. Seperti area ini, merupakan salah satu jalur utama wisata menuju pasar heritage. 

 Area ini nisa direnovasi, dan pemerintah Bukhara merenovasi pedestrian nya seluas dan secantik ini, dengan fasilitas lebar lebih dari 3 meter dengan jalur "guiding block" nya. Hampir semua secantik ini untuk pedestrian non-heritage Bukhara.

Bravo, Bukhara!

***

Secara umum, kota tua Bukhara seperti di Eropa dengan permukaan jalannya yagn heritage dan seringkali tidak "mulus". Tetapi yang aku amati, disana masih lebih "modern" dibandingkan dengan Eropa.

Menurutku sendiri, antara Eropa dengan Bukhara kita2 sama. Bukhara sejak Jalur Sutera sekitar 2000 sampai 2500 tahun lalu. Jika dibandingkan dengan Eropa, rasanya justru Bukhara jauh lebih tua daripada Eropa .....

Tetapi sepertinya, semua tergantung dengan masing2 negara sesuai dengan sejarahnya. Yang jelas, masing2 negara mempunyai sejarahnya sendiri2 dan mempunyai kota tua nya masing2. Sedangkan perbedaannya adalah secara fisik Bukhara terlihat dan aku merasakannya sendiri sebagai pemakain kursi roda adalah LEBIH NYAMAN dengan permukaan yang tidak terlalu berbatu2 ......

Untuk material permukaan jalan mereka memang sama2 memakai bebatuan alam dan sepertinya memang batuan alam yang mereka gunakan berbeda antara Eropa dengan Asia Tengah fokusnya adalah Bukhara.

Tetapi baik Bukhara maupun Eropa, mereka sering "lupa" membangun ramp, sehingga jika berada di pedestrian, aku seringkali harud meminta bantuan untuk turun ke dalam, walau Cuma perbedaannya hanya 10 sampai 20 cm saja.

Sayang dimengerti, bahwa di Bukhara dan Eropa adalah negeri2 heritage yang tidak bisa menambahi atau membangun sembarangan. Dimana akhirnya dengan "negeri heritage" ini membuat kurangnya aksesibel bagi pengguna kursi roda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun