Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Toilet Umum di "Negera Maju" Eropa, Speechless .....

3 Maret 2025   11:28 Diperbarui: 3 Maret 2025   11:28 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah toilet umum di sebuah pertokoan di Belanda, dengan pintu baling2 berdimensi hanya 60 cm sehingga kursi roda tidak bisa masuk. Padahal, terlihat logo "disabilitas", tetapi kursi roda tidak bisa masuk? Bagaimana?

Lalu, masuk ke toilet harus membayar 0,70 Euro, Dimana tidak semua orang mau "membuang" uang hanya untuk ke toilet. Sehingga, mereka pipis ngemper saja di dinding2 bangunan2 umum! Astaga!!!

***

Komplen berikurnya adalah, "Mengapa toilet umum itu harus berbayar sedangkan fasilitsnya pun tidak sesuai yang harus kita bayarkan?"

Memangnya, setidak-punya uang nya negara2 Eropa itu, sehingga mereka harus "megemis" warga negara untuk pipis di tempat atai toioet umum?

Aku memang sangat terbatas denagn kehidupan sosial disana, tetapi dalam 6 minggu pengamatanku di Eropa tentang bau pesing dan toilet umum dimanapun di Eropa, dengan toilet umum yang berbayar 0,70 Euro, membuat Masyarakat malas untuk masuk ke toilet umum.

Eropa adalah area dan negara2 yang sangat mau menerima pengungsi darim anapun, tetapi sepertimya merekatidak siap dengan berbagaimasalah dari berbagai pengungsi disana.

Eropa tidak bisa memanage, bagaimana, Dimana mereka tingga, apa dan bagaimana pekerjaan mereka bahkan siapa yan bertanggung jawab untuk kemanan dan kenyaman pengungsi termasuk warga kota disana.

Para pengungsi sangat tidak terawatt, menggelandang (homeless) dari sama sekali tidak tahu mau tinggal dimana. Sehingga, mereka menggandang di tempat2 umum, terutama di area pertokoan, caf atau perkantoran untuk mendapatkan uang dengan mengemis dengan banyak cara.

Mereka tidak mempunyai uang, sehingga untuk mandi dan ke toilet mereka berusaha tidak megeluarkan uang (0,70 Euro). Jika tidak ada toilet umum tanpa harus membayar, akhirmya mereka buang hajat sembarangan. Pipis di emperan dinding2 stasiun bahkan dinding2 toko, yang membuat bau pesinmg bahkan sangat menjijikan!

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun