Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemarahanku karena 3 Kesalahan Besar Maskapai Trans Nusa Jakarta Bali 28 Oktober 2024!

5 November 2024   09:43 Diperbarui: 5 November 2024   11:25 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Setelah kasusku kursi roda elektrikku DITINGGAL di Bandara Soekarno Hattal dalam penerbanganku dari Jakarta ke Bali pada tanggal 28 Oktober 2024 dengan naik maskapai Trans Nusa, yang aku memang belum pernah dan niat untuk mencobanya .....

Lihat tulisanku,

Maskapai Trans Nusa Delay 4 Jam ke Denpasar, Tidak Peduli Prioritas dan Tinggalkan Kursi Rodaku di Jakarta

3 kesalahan besar itu adalah :

 

1. Delay dari jam 6.40 menjadi jam 10.40

Memang, mereka sudah menginformasikan sebelum nya, beberapa hari sebelumnya lewat email dan lewat travel agen yang melayaniku. Tetapi, apa yang bisa aku lakukan? Bisakah mereka menggantikan waktuku yang sudah kurencanakan sampai Yayasan Amaranee jam 8.00 pagi dan langsung persiapan even keesokannya?

Dan, jika aku marah serta menuntut uang ku Kembali untuk membeli tidak pesawat lagi dengan maskapai lainnya, itu akan dikabulkan? PASTI TIDAK! Jadi, kemarahanku kupendam saja, dan aku mereda dengan berbagai adaptasi di Bali .....

2. Petugan Tans Nusa di depan jalur check-in, TIDAK MENGERTI dan TIDAK PEDULI tentang jalur prioritas!

Ketika aku mencari counter Check-in Trans Nusa dan menemukannya di Terminal 3, 2 orang Perempuan petugas Tans Nusa memintaku untuk IKUT MENGANTRI tanpa tahu dan mengerti bahwa selalu ada counter bagi penumpang prioritasw dan disabilitas!

Ketika aku memberikan tahu tentang ini, justru mreeka tetap ngotot untuk aku tetap mengantri dan baru salah satu dari mereka pergi untuk mencari tahu! Astaga!

Untung, mas Erri mengajakku ke depan, ke counter khusus prioritas dan disabilitas, karena aku harus membereskan kursi rodaku untuk di wrap, check-in dan diantarkan sendiri oleh mas Erri di penerimaan bagasi besar!

3. Kursi rodaku ditinggal di bandara Terminal 3!

Ini yang terakhir dan paling membuat aku marah besar di Bandara Ngurah Rai sampai aku berteriak2 keras, sebelum mas Erri bicara keras kepada petugas "lost & found" yang cuek2an melayaniku, sepertinya mereka berpikir bahwa seorang Perempuan tua dan cacat toh pasti tidak bisa berbuat apa2!

***

Hari itu, Senin 28 Oktober 2024,

Akhirnya, aku keluar dari Bandara Ngurah Rai dan diantar oleh Bp Adi, yang berjanji akan mengirimkan kursi rodaku jika sudah sampai ke Denpasar dari Jakarta. Pesawat berikutnya dari Jakarta ke Denpasar adalah sam[ai Denpasar jam 18.30 dan dijanjikan diantar ke Yayasan Amaranee tempat aku menginap, karena undangan sebagai juri dan motivator disana.

Berkali2 aku menghubungi Bp Adi untuk langsung mengantar kursi rodaku karena tanpa kursi roda aku akan sangat kesusahan untuk berjalan!

Kursi roda adalah sebuah alat bantu bagi seseorang yang bermasalah dengan kakinya dan susah atau bahkan tidak bisa berjalan. Dan untukku sendiri, karena tubuh kananku lumpuh sejak tahun 2010 akibat stroke berat yang menyerangku di San Francisco, membuat aku susah untuk berjalan walau tetap bisa dengan tertatih2 .....

Karena juga, keesokan harinya aku harus menjadi juri dan motivator untuk Hari STROKE Dunia yang diperingati setiap tanggal 29 Oktober. Yang lebih krusial lagi, jika kursi rodaku ini hilang atau rusak, apakan mereka mau mengganti dengan kursi roda baru???

Kursi roda ku ini berharga sekitar 30 juta, lebih mahal dari sebuah motor standard, karena sebuah kursi roda bagi seseorang yang susah berjalan adalah dunianya, termasuk untukku! Apakah mereka bisa cepat mengganti dengan harga yang sama atau bahkan lebih tinggi lagi jika jenis kursi rodaku ini sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan versi terbaru?

Aku tidak terlalu yakin mereka bisa menggantikannya dalam waktu cepat!

Setelah berkali2 aku chat dengan pak Adi, sampai tengah malam dan aku benag2 gelisah seharian ini dan tidak fokus untuk even yang harus aku jalankan di Yayasan Amaranee ini. Dan, akhirnya, kursi rodaku sampai ke Yayasan Amaranee yang berada di Tabanan Bali jam 00.26 dini hari!

Itupun (katanya) yang mengantar ada halangan mobilnya rodanya kempes! Kebetulan? Entahlah ......

Sampai jam 00.26 dini ari yang membuat aku susah tidur justru sampai jam 3.00 dini hari, bangun jam 5.00 dan tidak bisa tidur lagi dan Bersiap untuk even pagi itu!

Sebuah KERUGIAN BESAR untukku yang tidak bisa dibayar dengan uang berapapun! Kerugian waktu yang langsung hilang ketika kesempatan melayani teman2 pasca stroke karena KELALAIAN BESAR Maskapai Trans Nusa!

Oklah,

Ketika ak menunggu kursi rodaku, aku tulis dan kuposting di Kompasiana juga mas Erri menuliskan dan cukup banyak yang baca. Begitu juga, aku posting foto2 di media sosialku sampai akhirnya manajemen Trans Nusa mengirimkqn pesan untukku di DM Instagram.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Respon mereka di DM Instagram, tetapi tetap tidak ada hasil investigasinya. Tentang delay 4 jam mereka tekankan bahwa sudah informasikan beberapa hari sebelumnya, tetapi tetap tidak menyelesaikan masalah nya!

Mereka minta maaf dan berjanji untuk menginvestigasi nya, Sebenarnya apa yang terjadi sampai kursi rodaku ditinggal? Apa alasannya, atau memang kelalaian mereka? Tidak harus terjasi karena ini menyangkut kenyamanan dan kemanan2 penumpang pemakai kursi roda!

Mereka mengitim pesan tanggal 29 Oktober tetapi sampai sekarang belum ada respon lagi. Bahkan, setelah tu sampai kemarin, aku mengirimkan pesan2 terus dan sama sekali tidak di respon!

Jadi, sebenarnya Trans Nusa berniat apa? Hanya mau meminta maaaf saja tanpa memberitahu alasan kasusku lagi dari masalah?????

Sekarang, kemarahanku muncul lagi!

Hmmmm, akan kupikirkan setelah ini, Tindakan apa lagi yang akan kulakukan selama mereka tidak berusaha menyelesainkan kasus besar ini! Untukku, ini adalah kasus besar, yang tidak boleh terulang lagi, apalagi jika menimpa penumpang yang tidak berani berbicara atau speak-up!!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun