"Kita Punya Sayap", Terbang Tinggi Mengikuti Angin Menyusuri Dunia dalam Paralimpiade Tokyo 2020

Seorang pemuda, terlihat sebagai disabilitas syndrome, dengan kursi rodanya, membawa tongkat esafet menyalakan obor pada Upacara Pembukaan Paralimpiade 2020, dibantu seorang petugas (tangkapan layar dari tayangan youtube.com)

(tangkapan layar dari tayangan youtube.com)

Seorang perempuan muda, dengan disabilitas kerdil, berlari2 di panggung dengan membawa "sayap" nya sendiri, "terbang" bebas mengitari semua orang, seakan menyusuri dunia.

Parade atlet dengan membawa bendera nasional masing2 negara, termasuk Indonesia. Ada 162 delegasi, termasuk tim pengungsi.

Penyelenggara mengakui pekan lalu bahwa Paralimpiade akan diadakan dalam keadaan "sangat sulit" karena Jepang berjuang dengan rekor kasus COVID harian dan sistem medis yang kewalahan dan Tokyo tetap dalam keadaan darurat hingga 12 September.

Dilaporkan, Tokyo memang sedang keadaan darurat, itu pun seperti kata Michelle anakku yang tinggal bekerja dan kuliah di Chiba. Dia disarankan tidak masuk ke Tokyo dulu, karena kasus2 covid ini.

***

"We Have Wings" atau "kita punya sayap", akan menjadi konsep Opening Ceremony, sedangkan nanti ada "Harmonious Cacophony" adalah konsep Closing Ceremony.

Tokyo 2020 mengatakan konsep "We Have Wings" adalah untuk meningkatkan kesadaran akan keberanian para Paralimpiade yang mencoba melebarkan sayap mereka "tidak peduli ke arah mana angin bertiup".

Ketika seorang gadis kecil pemakai kursi roda, denagn :sayap" nya, berdialog dengan seorang dewas yang juga mempunyai sayapnya, berdiskusi tentang arah angin, terbang setinggi2nya, menyusuri dunia

(tangkapan layar dari tayangan youtube.com)