Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebagian Besar Sekolah di Dunia dengan Pendekatan Desain Eksklusif, Bukan Inklusif

13 Agustus 2021   19:52 Diperbarui: 13 Agustus 2021   20:30 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

www.architecture.record.com | Aula khusus untuk olahraga di sebuah sekolah inklusi, dengan anak2 disabilitas kursi roda bisa nyaman bermain dan berolahraga, tanpa bantuan, karna fasilitas2nya sudah terbangun .....

Bukan hanya di Indonesia saja, sekolah2 yang tidak menerima siswa disabilitas. Bahkan, di negar2 yang sudah sadar tentang kepedulian untuk disabilitas pun, sesekali ada sekoah2 yang tidak mau menerima siswa disabilitas.

Jadi bagaimana bisa sekolah memandang siswa yang sama secara berbeda? 

Itu tergantung pada perspektif mereka tentang penyandang disabilitas.

Ada sekolah, yang mencerminkan pendekatan desain eksklusif, melihat anak disabilitas sebagai kewajiban, atau sebagai seseorang yang tidak memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada lingkungan sekolah atau masyarakat.

Sekolah lain, seperti seorang praktisi desain inklusif yang baik, melihat anak disabilitas sebagai asset bagi komunitasnya dan seseorang yang jika diberi dukungan yang tepat, dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Perbedaan yang sangat berbeda, membuat anak disabilitas harus bisa berada di tengah2 perbedaan tersebut.

Sebagian besar dunia seperti sekolah pertama. 

Ini jarang memberi kesempatan anak2 disabilitas yang membutuhkan program, kebijakan, dan layanan yang fleksibel dan adaptif, kesempatan untuk berkontribusi dan memengaruhi bagaimana atau mengapa dunia kita terstruktur seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun