Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Atlet Terpengaruh dengan Pertandingan yang Tanpa Sorak Sorai Penonton?

25 Juli 2021   14:49 Diperbarui: 25 Juli 2021   15:41 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan, dengan kenyamanan dan keakraban sesama atlet, apalagi yang senegara, akan meningkatkan fokusnya utuk menelesaikan pertandingan ini.

Perilaku penonton juga menjadi faktor, karena dengan bersorak merupakan dorongan motivasi. Tetapi, ada juga perilaku2 yang tidak pantas seperti cacian, ketika sang atlet bukan merupakan dukungan mereka.

Aku tidak terlalu menegrti tentang psikologi, apalagi untuk atlet. Tetapi yang jelas, aku sangat mengerti tentang bagaimana sang atlet bisa memenangkan pertandingan2 dan membawa kebanggan bagi masing2 negara.

Sebagai aku, seorang disabilitas yang sangat didukung oleh seluruh keluarga dan sahabat, aku merasa ada "ruang" yang nyaman untuk aku bisa berkarya. Dan, ketika aku mampu berkarya, tentu saja aku akan mampu untuk berprestasi.

Beda denagn temanku yang disabilitas, tetapi tidak mempunyai dukungan full dari lingkungannya, sehingga mereka tidak punya kesempatan lebih baik untuk berkarya.

Kondisi seperti aku dalam keterbatasanku, mungkin sama dengan kondiri sang atlet dalam "keterbatasannya" tanpa penonton. Bahkan, teman2ku yang tidak mendapat dukungan dari lingkungannya, atau sang atlet yang tidak merasa nyaman dengan tanpa penonton, mereka akan merasakan stress.

Dan, mereka tidak bisa menampikan yang terbaik bari diri mereka sendiri, dengan kondisi2nyang terbatas. Mereka belum bisa "berdamai dengan diri sendiri", dengan lingkunan yang tidak nyaman bagi mereka.

Sekali lagi, aku bukan seorang psikolog, tetapi aku melihat keadaaan itu seakan aku beraada disana, seoang aku yang sangat terbatas karena disabilitas, tetapi punya lingkungagn yang sangat nyaman.

Menurutku sendiri,

Ketika mereka mersa tidak nyaman karena tidak ada penonton langsung yang mengelu2 mereka, mereka harus sadar bahwa penontn jutaan melihat pertandingan mereka lewat televisi! Dan, harusnya itu bisa membangkitkan emangat untuk memenanangkan pertandingan.

Olimpiade Tokyo 2020 ini, pasti disiarkan lewat satelit untuk masing2 negara. Dan, itu yang harus dibina untuk membuat kegembiraan tersebut. Mereka, penonton2 dari masing2 negara, akan menyemangati mereka dari siaran langsung dan doa2 mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun