Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Punk London", Jangan Pernah Menilai Seseorang karena Penampilannya

15 Januari 2021   08:58 Diperbarui: 15 Januari 2021   09:07 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pribadi - Aku dengan ibu dan adik2ku, berfoto bersama anak2 punk London. Masih bagus, mereka hanya menyisir rambutnya menjulang keatas, dengan cat merah dan ungun. Tetapi, dandanan mereka, hanya kaos biasa. Bukan jaket kulit dengan pagu2 sebagai hiasannya, dan wajah mereka tidak di dandani dengan berbagai macam aseoris, termasuk tindik2 di hidung, kuping dan lidah mereka ...... Itupun, ibu sudah ketakutan. Si Anak2 punk malah bergaya dan lengan mereka memeluk aku dan ibuku. Bahkan mereka memeluk ibu setelah sedikit ngobrol dan bercanda dengan mereka .....

"Anak2 punk", begitu kami menyebutnya saat itu, kadang mengganggu wisatawan. Mungkin, merekahanya oknum, tetapi hotel tempat kami menginap di Lonson saat itu pun selalu menginatkan tentang ini.

Mungkin, mereka (anak2 punk)  hanya iseng mengganggu.

Mungkin, namanya anak muda, ingin berinteraksi dengan wisatawan, tetapi karena dandanan dan bicaranya yang seperinya aneh dan sedikit tidak sopan, akuhirnya orang2 lebih menghindari mereka, daripada menyepa atau menjawab pertanyaan2 mereka.

Mungkin juga, mereka memang pengangguran dan ikut2an bergaya punk, tetapi bukn berarti mereka adalah "penjahat". 

 Jangan pernah menilai seseorang karena penampilannya ......

Walau tetap wajar jika kita merasa takut dengan penampilan seseorang ......

Sama seperti ketika aku mengajak ibu dan adik2ku untuk berfoto dengan mereka, waktu ada segerombolan anak2 punk berkumpul di sebuah titik di kota London. Dan, ibu menolak dengan takut. Tapi, kupaksa mereka .....

Dok. pribadi - Aku dengan ibu dan adik2ku, berfoto bersama anak2 punk London. Masih bagus, mereka hanya menyisir rambutnya menjulang keatas, dengan cat merah dan ungun. Tetapi, dandanan mereka, hanya kaos biasa. Bukan jaket kulit dengan pagu2 sebagai hiasannya, dan wajah mereka tidak di dandani dengan berbagai macam aseoris, termasuk tindik2 di hidung, kuping dan lidah mereka ...... Itupun, ibu sudah ketakutan. Si Anak2 punk malah bergaya dan lengan mereka memeluk aku dan ibuku. Bahkan mereka memeluk ibu setelah sedikit ngobrol dan bercanda dengan mereka .....
Dok. pribadi - Aku dengan ibu dan adik2ku, berfoto bersama anak2 punk London. Masih bagus, mereka hanya menyisir rambutnya menjulang keatas, dengan cat merah dan ungun. Tetapi, dandanan mereka, hanya kaos biasa. Bukan jaket kulit dengan pagu2 sebagai hiasannya, dan wajah mereka tidak di dandani dengan berbagai macam aseoris, termasuk tindik2 di hidung, kuping dan lidah mereka ...... Itupun, ibu sudah ketakutan. Si Anak2 punk malah bergaya dan lengan mereka memeluk aku dan ibuku. Bahkan mereka memeluk ibu setelah sedikit ngobrol dan bercanda dengan mereka .....
***

Bukan hanya di Inggris. Begitu juga di Indonesia,ketika jaman punk sekitar 1970an akhir melanda Indonesia, khususnya Jakarta. Waktu itu, aku masih duduk di bangku SD dan pernah sekolahku di Kebayoran Baru saat itu, kedatangan "anak2 punk" sore hari, pas aku sedang les bahasa Inggris.

Aku ingat sekali. Gayanya, selengek'an, dengan dandananan khas punk. Rambut di cat warna warni, dan kami mulai ketakutan ketika salah seorang dari mereka, berteriak2 menyanyikan lagu2 ga jelas ......

Tapi, ternyata mereka hanya iseng dan ingin mengekspresikan jiwanya. Mereka tidak mengganggu, tetapi tukang2 jajanan disekitar sekolah, dan aku serta teman2ku pun sedikit ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun