Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menghadirkan Kenangan Manis Papa, Pada Pameran Filateli Kreatif "Memorabilia"

1 Oktober 2018   11:44 Diperbarui: 1 Oktober 2018   12:54 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi Kartupos dari mamaku, ketika mamaku menyusul ke Eropa, tahun 1973

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi Kartupos dari mamaku, ketika mamaku menyusul ke Eropa, tahun 1973
Dokumentasi pribadi Kartupos dari mamaku, ketika mamaku menyusul ke Eropa, tahun 1973
Setelah papa pulang, beliau sering bertugas ke luar negeri dan pasti beliau membawakan oleh-oleh kartu pos serta souvenir yang berhubungan dengan gedung dan rumah. Papa memang ingin, aku menjadi seorang arsitek, dan Puji Tuhan, sekarang aku adalah seorang arsitek, sesuai dengan mimpi papa dan mimpiku sendiri.

Dokumentasi pribadi Sebagian kecil souvenir rumah2 Belanda, dari orang tuaku
Dokumentasi pribadi Sebagian kecil souvenir rumah2 Belanda, dari orang tuaku
Tahun 1986, papa harus sering berobat di Boston, di salah satu rumah sakit mata terkenal disana, karena retina papa sangat bermasalah. Yang membuat pandangan papaku tinggal 20 persen saja. 

Waktu itu, di Jakarta belum terlalu maju untuk pngobatannya, tetapi Dr Purba dan Dr Istiantoro, dokter-dokter mata jago lulusan Boston, membawa papa untuk di lasser dan memperbaiki retina papa.

Puji Tuhan, setelah beberapa kali di lasser (tiap tahun ke Boston untuk beberapabulan untuk pengobatan), papa sembuh total. Metode sinar lasser di tahun itu, adalah yang pertama kali. Papa adalah salah satu kelinci percobaannya.

Dari beberapa kali ke Boston, papa sempat keliling Amerika, dengan kartu pos yang ditulis oleh papaku. Tahun 1986, aku sudah kelas 1 SMA, dimana aku memang sudah mengumpulkan benda-benda pos. Sehingga, tanpa mama lu menyimpannya, aku sudah memeliharanya dengan baik.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi


Dokumentasi pribadi Kartupos dari papa, untuk kami bertiga dari Boston tahun 1986
Dokumentasi pribadi Kartupos dari papa, untuk kami bertiga dari Boston tahun 1986
Selalu kumasukkan ke plastic, setelah ku scan di bagian belakangnya. Begitu seterusnya, dengan souveni-souvenir bangunan konstruksi yang papa atau mamaku jika mereka berangkat bersama, sampai sekarang.

 Jika kartu pos itu sudah berumur lebih dari 40 tahun, bergitu juga umur souvenir-souvenirnya, bukan?

***

Begitulah konsepnya. Di Pameran Filateli Kreatif "MEMORABILIA" kali ini, yang diselenggarakan di Mall Bassura Jl. Basuki Rachmat Jatinegara, aku menghadirkan papa ku almarhum, untuk memberikan inspirasi bagiku dan bagi masyarakat. Bahwa, kita memang harus bermimpi untuk masa depan kita. Jika kita tidak punya mimpi, hidup kita akan berjalan lambat .....

Filateli Kreatif, bisa menghadirkannya, lewat aksi-aksi kreatif dan sekreatif mungkin. Ketika kartu pos ini ku pajang di panel-panelnya, di depannya, ada souvenir-suvenir bangunan-banguna Eropa. Sehingga bagi masyarakat yang belum mengenal filateli, mereka akan tertarik dengan souvenir-suvenirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun