By Christie Damayanti
Nama BONSAI sudah ada di pemahamanku sejak aku kecil. Ibuku adalah pencinta tanaman dan beberapa bonsai ada di pekarangan rumahku.
Bonsai adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot, dengan tujuan untuk membuat miniature dari bentuk asli pohon2 besar tua di alam bebas. Intilah "bonsai" sendiri juga dipakai untuk seni tradisional Jeang dalam pemeliharaan tanaman atau pohon dalam pot dangkal, dengan apresiasi keindahan bentuk dahan, daun, batang dan akar pohon, dengan wadah pot dangkal.
Bonsai adalah pelafalan bahasa Jepang : penzai.
Pembatan bonsan itu tidak cepat, bahkan memakan waktu lama. Apalagi untuk membentuk bonsai membutuhkan keahlian tertentu. Membengkokan dengan kawat, memelintir cabang2 pohon sesuai dengan kawat2 yang diengkokkan. Dan suatu saat, cabang2 pohon itu akan bertumbuh mengikuti yang kita mau .....
Tanaman adalah makhluk hidup, yang terus bertumbuh dan berkembang. Jadi, walaupun kita terus membengkokkan kawat tempat ranting2 cabang pohon, cabang2 iu akan terus bertumbuh. Dan pembuatan bonsai itu tidak akan pernah selesai .....
Tetapi, justru itu keunikkannya. Perubahan yang terus terjadi pada tanaman, merupakan salah satu daya tarik bonsai. Dan bonsai akan berubah bentuk, pada saatnya .....
***
Dari konsep pembuatan bonsai ini, ketika aku berada di Shibamata Taishakuten Tample, aku melihat cemara Jepang tua dan besar. Dimana cabang2 pohon itu menjalar dan semakin panjang. Dan akhirnya, pihak kuil pun menyangganya dari kayu2 untuk mendukung cabang dan ranting pohon besar tersebut.
Konsep bonsai ini lah yang akhirnya memuat aku tertarik sekali .....
Pohon cemara Jepang ini, tumbuh semakin tinggi, kokoh berdiri. Bertumbuh dan terus berkembang karena pohon adalah makhluk hidup. Kemudian, karena pohon itu bertumbuh dan terus berkembang, ranting dan cabang2nya pun terus bertumbuh dan berkembang.
Cabang2 dan ranting2 pohon pun menjalar, sampai pada saatnya manajemen kuil ini, membuat penopang2 dari kayu, sehingga bisa mendukung ranting dan cabang pohon tersebut.
Lihatlah foto diatas, penopang2 kayu ini, sepertinya semakin berat mendukung cabang pohon itu, dan penopang2 mulai melendut dan pada saatnya akan menambahkan penopang2 baru supaya cabang pohon tidak jatuh ke tanah.
Bisa dibayangkan, dengan seseorang di foto diatas, bisa menjadi perhitungan ukuran yang proposional. Tinggi pohon itu bisa puluhan meter, dan cabangnya pun sudah lebih dari 20 meter!
 Jika di lihat dari bawah, cabang2 pohon tinggi ini menjadi semacam "kanopi makhluk hidup". Kita bisa berjalan di bawahnya, untuk menghindari hujan, walaupun masih tampias (tetap kena hujan).
Manajemen kuil pun tetap memelihara nya, dengan memangkas dedaunan, sehingga tetap rapih dan indah. Dan daun2pun pasti banyak yang berjatuhan, karena (sekali lagi), pohon adalah makhluk hidup.
Saat itu, di musim semi April 2018 kemarin, cabang dan dahan yang menjulur sampai sekian sekitar 2 meter dari titik tumbuh. Jika aku datang lagi kesana tahun depan, aku yakin cabang iini sudah lebih panjang lagi. Kita lihat saja nanti .....
Â
***
Â
Konsep pembuatan bonsai ini, yang langsung aku pikirkan. Tetapi ini bukan bonsai, karena bonsai adalah tanaman yang di kerdilkan.Â
Ini adalah "bonsai raksasa". Sebuah pohon besar berumur sudah tua, dengan dahan dan cabang yang menjulur panjang dan ditopang oleh penopang kayu2.
Di foto diatas, betapa indahnya "bonsai  raksasa" itu tegak kokoh berdiri. Pohon itu akan terus bertumbuh dan berkembang. Tidak tahu, kapan pohon itu akan berhenti tumbuh .....
Â
Dan "bonsai raksasa" itu pun, akan terus bertumbuh dan berkembang, selama dia mau, dan selama Tuhan berkenan .....Â
Sebelumnya :Â
Wisata Religi "Shibamata Taishakuten Temple", yang TersembunyiÂ
Permata Wisata Kota Tua Jepang Era Taisho di Shibamata
"Mizumoto Koen" Kanamachi, Taman Terbesar di 23 Distrik  Tokyo
"Kanamachi", Wisata Perumahan Mungil di Utara Tokyo