Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kinshicho, Area Komersial di Tokyo Berharga "Miring"

26 Maret 2018   11:48 Diperbarui: 26 Maret 2018   12:25 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi "Echo", landmasrk Kinshicho, yang melambangkan keterlibatan Sumida dengan music

By Christie Damayanti

Sebenarnya, kalau dari daerah apartemrn Michelle di Funabashi-Hoten, kita tidak bisa direct ke Tokyo SkyTree. Berpindah 3x kesana, awalnya tidak menarik bagi banyak orang. Karena memang cukup merepotkan, dan kereta Jepang sangat rumit serta bermasalah denga bahasa.

Aku ga tahu, bagaimana sistem desain jalur2 keretanya. Tetap yang jelas, jalur2 kereta di Jepang ada yang terumit dan terpadat di dunia. Konsep koordinasi kereta Jepang pun tidak ada duanya di dunia. Karena Jepang memang sebuah "negara teknologi".

Ketika 3x aku nengok Michelle dalam kurun waktu cuma 10 bulan (hihihi ...... kangeeeeeen anakku), aku sungguh mempelajari konsep desain dan tata kota Jepang, khususnya Tokyo. Memang aku baru mula8 belajar, dan akan terus belajar karena anakku sedang dan akan mrbjadi bagian dari negara tersebut.

Kota Tokyo sebagian besar di"kuasai" jalur kereta dari  pemerintah, JR Line dan sisanya ada jalur2 swasta yang menghubungkan antar bagian kota di Tokyo, dan yang tidak dihubungkan dengan jalur pemerintah. Pasti ada konsepnya, ketika aku agak berpikir,

"Mengapa Asakusa atau SkyTree ( daerah ini berdekatan dan menjadi daerah wisata terbesar di Tokyo) harus berganti kereta?"

Jika dari Funabashi-Hoten ke SkyTree berganti 2 kereta (Funabashi-Hoten ke Nishi Funabashi, lalu Nishi Funabashi ke Kinshicho, lalu keluar stasiun masuk jalur kereta lain ke SkyTree), begitu juga jalau ke Asakusa. Setelah sampai Nishi Funabashi, berganti stasiun lewat subway (kerera bawah tanah) Asakusa Line, langsung ke Asakusa. Dan ketika kita berganti stasiun, jika ada waktu mampirlah daerah ini karena banyak yang bisa di amati disana ......

Sebenarnya juga, dan karena aku ke Tokyo tidak benar2 untuk travelling atau jalan2 ( tetapi untuk menengok dan tenemani anakku serta memeluk2 dia dan nenjadi sahabatnya), jadi aku punya banyak waktu dan kesempatan untuk menjelajahi Tokyo secara detail.

Untukku sekarang, Tokyo adalah sebuah kota yang (akan) menjadi "kotaku" yang lain, selain Jakarta. Dan seharusnya lah, aku bisa mencermati bagainana aku mampu untuk "menaklukkan" Tokyo. Bahkan, aku harus mengerti bagaimana aku berpindah dari distrik ke distrik, perfekture ke perfektur, bahkan antar tempat2 stategis untuk berbelanja atau memahami kuliner Jepang.

Mengapa?

Karena aku harus nengayomi anakku!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun