Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pedestrian untuk Disabilitas Tanpa Diskriminasi

11 Juli 2017   11:50 Diperbarui: 11 Juli 2017   11:57 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image and video hosting by TinyPic | www.alamy.com

Antara jalur pedestrian dan jalur jalan, biasanya ada perkersan untuk saluran air. Atau justru pedestrian itu sebagai 'penutup' got atau gorong2 kota.

">

 

 Untuk perkotaan, apalagi metropolitan, jalur pedestrian bukan hanya untuk pejalan kaki saja, tetapi juga untuk pengendar sepeda. Karena, sudah banyak perkotaan2 dunia yang 'kembali ke alam', dengan menganjurkan semua warga kota mengendarai sepeda, bukan kendaraan dengan bensin, untuk mengurangi polusi dan kemacetan .....

 

Sehingga, konsep pedestriannya menjadi sangat berbeda. Dan sungguh berubah2, sesuai dengan konsep perkotaan tersebut.

***

Konsep pedestrian itu jelas, yaitu untuk pejalan kaki. Dan bukan untuk jualan, atau parkir motor atau mobil. Terlebih bukan untuk jalur motor, yang katanya untuk lebih cepat karena jalur kendaraan yang macet!

Tetapi, pemerintah dan desainer kota, memang membutuhkan 'ruang' untuk menciptakan pedestrian yang aman dan nyaman serta cantik. Sehingga, konsep pedestrian untuk pejalan kaki bisa berubah, beganti2 sesuai dengan konsep perkotaannya sendiri.

Jika kota metropolitan, pasti membutuhkan pedestrian yang semakin komprehensif, tetapi tidak melupakan konsep pedestrian itu sendiri, yaitu untuk pejalan kaki, termasuk kaum disabilitas.

Ini baru sebagian kecil konsep2 pedestrian yang aku tuliskan bagi teman2 disabilitas. Dan aku akan terus menuliskannya, untuk kita semua nyaman dan aman bergerak di ruang perkotaan yang inklusi dan tanpa diskriminasi .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun