Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Suasana Magis dan Erotis “Circus Maximus” di Kota Roma

28 September 2016   11:24 Diperbarui: 28 September 2016   12:00 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah kios atau lapak minuman segar ada diujung sana, cukup jauh. Anakku membelikan muniman segar untukku. Seperti biasa, sangat mahal! Sekakeng Coca Cola atau Sprite, berharga Euro 5.00 atau sekitar 80.000 Rupiah, lebih mahal dari di hotel kami! Dan setangkup sandwich  dengan telur, keju dan selapis daging, berharga sekitar Euro 10.00 atau sekitar 160.000 Rupiah!

p1390922aaaaaa-57eb45c1999373920b93866a.jpg
p1390922aaaaaa-57eb45c1999373920b93866a.jpg
Panas menyengat, langit biru dan matahari full charge, membuat kami lemas. Tetapi beberapa bus wisata itu kami diamkan saja, untuk sebentar menikmati kota Roma dengan alam magis dan erotisme nya.

Hmmmmm.

Sudahlah ….. jika kita tidak rela membayar harga, jangan pernah berani memutuskan untuk berwisata keluaar negeri.

Lihat tulisanku Jangan Pernah Berkata “Mahal” Jika Berniat Wisata ke Luar Negeri.

Kami sedikit leyeh2 disana. Bergurau bersama anak2ku. Bus wisata datang dan pergi dan kami masih belum ingin naik bus. Kami, khususnya aku, benar2 terpukau dengan ke-erotis-an Circus Maximus, dan kami juga terpukau dengan suasana magis nya.


Pikiranku melayang2, ‘melihat’ suasana jaman itu, Circus Maxium berada dalam puncak keemasannya. Dan kota Roma juga sedang berada dalam puncak kejayaannya.

Tetapi, yang ada sekarang ini, Circus Maximus di siang itu, di musim panas itu, hanya diam seibu bahasa, meninggalkan keegoisannya, di dalam alam sadar ku.

Circus Maximus tetap diam seribu bahasa.

Sebelumnya :

Dentang Lonceng di ‘Basilica Santa Maria Maggiore’

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun