Bayangkan, belasan kereta kuda dengan para pembalapnya, berpacu untuk mencapai garis finish, berputar2 dan meninggalkan debu2 bagi penonton. Yang kemudian marak judi bagi jagonyanya, berteriak2, menggila dan berguci2 arak membuat tawa dan teriakan mereka terus membahana.
***
Setelah abad ke-6, Circus Maximus yang ‘tenggelam’ dengan abu Pompeii, karena juga stadion ini berada di lembah sebuah Bukit Palatine,  digali oleh arkeolog2 pada jaman itu. Karena posisinya adalah di lembah, tidak gampang untuk mencari sisa2 bangunan tersebut. Bahka merurut referensi yang aku baca, masih banyak sisa2 peninggalan stadion ini, yang berada di kedalaman 6 meter dari permukaan stadion yang ada sekarang!
Abad demi abad, Circus Maximus terus digali dan di beberapa abad, stadion ini berbubah fungsi, sampai mulai pada abad ke-19, serangkaian penggalian menemukan bagian2 bangunan yang menumbuhkan rasa kepedulian pemerintah kota Roma pada waktu itu.
Mereka menemukan obelix (tiang batu), lalu mereka juga menemukan tempat2 duduk pengunjung yang terbuat dari batu, lengkungan2  tempat duduk dengan konsep stadion berbentuk ellips, sampai akhirnya, terbentuk lah situs cantik stadion Circus Maximus ……
***
Hari itu, musim panas itu di kota Roma, tanggal 2 Jul 2014, panas nya luar biasa! Ketika kami turun dari bus wisata kami, terpampang suhu didalam dan di luar bus. Terlihat angka 36 derajat Celcius! Dimana matahari siang itu memang sangat garang memanggang tubuh2 wisatawan kota Roma.
Yang ada, walau semilir angin cukup sejuk membuat kami sedikit mengantuk, kami tetap harus terjaga dan mencari minuman segar agar tidak dehidrasi.