Beberapa dari 135 peserta lomba yang menganggumkan …..
Dari pameran ku sejak 26 Oktober sampai 1 November lalu, aku beranjak kepada penjurian Lomba Pameran Filateli Kreatif, yang sudah ke-4 kalinya diselenggarakan oleh Kementrian Kominfo.
Yang pertama tahun 2014. Ada 3 kota yaitu di Jakarta (aku menjadi juri : lihat tulisanku Yang 'Jadul' itu Justru Mengasykan! Dari Penjurian Lomba Filateli Kreatif 2014), di Surabaya dan di Bandung (aku tidak bisa imur karena tidak ada yang menemaniku). Dan yang terakhir di Semarang minggu lalu.
Lomba sudah dimulai sejak sekitar 2 bulan lalu dan penjurian di S3marang mulai tanggal 9-11 November. Dan penganugerqhqn hadiah tanggal 12 November di Hotel Ciputra Semarang. Diikuti oleh se-pulau Jawa. Sebenarnya boleh s- Indonesia, tetapi jika yang ikut loma menjadi nominasi dan harus presentasi di Semarang, akan sangat menyulitkan untuk yang dari luar pulau .....
Menyenangkan sekali ketika aku melihat2 kreatifitas mereka. Lomba ini dibagi 2 katagori kelas, yaitu kelas FRAME dan kelas INSTALASI atau BEBAS. Kelas Frames juga fibagi 3 kelas lagi. Kelas A dewasa diatas 18 tahun. Kelas B remaja antara 13 sampai 17 tahun dan kelaa C anak2 umur 5 tahun sampai 12 tahun de gan dampingan orang tua dan guru2 mereka.
Aku datang bersama tim juri dan Kominfo, tanggal 8 November. Jadi aku siap penjurian tanggal 9 pagi dengan segar dan excited!
Penjurian pertama, pagi itu hanya memilih yang bisa dikatakan maduk kategori yang layak untuk menang. Bukan mereka tang tidak maduk di kategori ini adalah karya2 yang tidak bagus, tetapi memang kami, para juri, harus memilih hanya sekitar 20 orang dari 135 karya yang masuk ke panitia. Itupun nantinya baru akan dipanggil untuk presentasi dan dinilai oleh 7 dewan juri, ke Semarang.


Hari ke-1 penjurian. Ketujuh dewan juri mengawali penjurian di Kantor Pos Johar, Semarang
Tidak gampang, memilih yang masuk nominasi, sesuai dengan kriteria2 dan sesuai dengan dengan umur mereka. Karena kadang2 karya anak di kelas B terlihat lebih kreatif dari kelas A. Dan di kelas instalasi, justru lebih banyak anak2 dan remaja lebih kreatif fengan orang2 dewasa. Untukku, karya2 mereka membuat aku berdecak kagum! Dan pemilihan masuk nominasi serta berkeliling menilai mereka versi dewan juri untuk 20 orang nominator, tidak lah gampang. Kami harus bekerja sejak pagi sampai sekitar jam 8 malam …..



Lalu di hari ketiga penilaiain kami mengundang 15 orang nominasi untuk datang ke Semarang. Mereka datang dari Yogyakarta, Surabaya, Jakarta dan beberapa kota lainnya. Untuk anak2 di kelas B dan C, mereka boleh didamping oleh orang tua atau guru2 mereka. Tetapi, banyak teman2 sekolahnya, yang masuk nomunias, datang untuk men-support teman2 mereka ….. senangnya ……


Hari ke-3 penjurian, mempersiapan siding dan presentasi untuk karya2 yang masuk nominasi
Seperti karya anak SMA yang memenangkan lomba ini di kelas instalasi dan sekaligus menjadi juara favorite, serta hasilnya dilelang untuk komunitas filateli di Surabaya (anak itu dari Surabaya). Dia mengumpulkan benda2 filateli bertema pramuka. Dan dia pun seorang Pramuka Penggalang. Dengan fasih menjelaskan tentang Pramuka dengan sejelas2nya ketika sidang dan presentasi berlangsung. Dan pertanyaan2 juri yang mengerti tentang Pramuka, dijawabnya dengan sempurna …..

Desain background nya yang kreatif, memakai gabus putih yang mudah dibentuk dengqn gergaji listrik, termasuk lambang Pramuka buah kelapa, menjadikan karya ini sangat kreatif dan cantik! Dia pun mengumpulkan asesoris pramuka dari Siaga, Penggalang, Penegak dan Pembina. Peluit, dasi, atau simbol2 Pramuka itu dikumpulkan jadi satu di tengah dan koleksi benda2 filatelinya berada di sekelilingnya! "1 Pramuka untuk 1 Indonesia", begitu judulnya. Nasionalis sekali. Mantap!

Lain lagi dengan seorang anak yang pada waktu presentasi mengatakan konsep yang dia desain berawal dari 'pusing'. Super kreatif dia lakukan dengan membuat dan mendesain secara 4 dimensi. "Tata Surya", adalah konsep dan desain 4 dimensinya. Mengerjakan tata surya dengqn matahari besar sebagai tituk fokusnya. Lalu 9 planet yang mengelilingnya dengan pergerakan lewat aliran listrik. Ada poros2 yang mengerakkannya.

Prangko2 masing2 planet ada di tiap2 panet bulat itu. Sesuai dengan konseptual dan proposi besaran planet, membuat kita mampu membayangkan, betapa hebatnya Tuhan menciptakan alam raya ini. Tidak an seperti dalam desain ini, tetapi planet2 itu tetap berputar dengan porosnya, dan berputar mengelilingi matahari …..
Yang membuat aku menjatuhkan nilai dibawah (sedikit sekali) dari desain Pramuka diatas (entah bagaimana penilaian juri2 yang lain), adalah dia tidak mendesain dari sisi proposal jarak antar benda2 tata surya itu, sehingga jika kita melihatnya dan berpikir lebih kritis, kita tidak atau belum akan menemukan proporsiobal luasan alam raya kita. Ditambah dengan sedikitnya benda2 filatelinya (dibanding dengan Pramuka) dan tulisan sekolahnya yang sangat dominan dengan keseluruhannya.
Bukan karena kita tidak menghormati sekolahnya, tetapi akan lebih baik jika konsep tata surya yang diusung sebagai tema desain itu menjadikan lebih dominan. Ingat, bahwa ini adalah Lomba Pameran Filateli Kreatif. Dam desain secara visual adalah kreteria teratas, ... ... termasuk kreatifitasnya. Karena kreatifitas adalah lebih kearah visual.
Dimana ketika kita mengedukasi lewat konsep ini, masyarakat bahkan anak2 pun lebih mengerti karena visual adalah pandangan mata yang mampu membuka otak kita tentang sebuah pengwrtian secara langsung. Bukan harus jauh berpikir untuk bisa mengerti dengan simbol2 yang mungkin bagi banyak orang, memusingkan .....

Untuk kelas bebas anak2 pun sangat kreatif. Dari lingkungan mereka, mereka mampu mengejawantahkan sebuah kehidupan dunia unggas. “Keluarga Unggas”, judulnya. Memang masih sangat sederhana untuk pulasannya. Tetapi tidak dipungkiri bahwa kreatifnyasnya sejajar dengan kakak2nya yang sudah lebih dewasa. Hanya ketrampilan tangannya yang harus di asah sesuai dengan umurnya ....
Ada juga seorang ibu yang mengikuti lomba ini. Bergerak sebagai pelukis amatir, ibu ini melukis prangko dengan latar belakang sesuai dengan temanya. Yaitu "Ikan dan Papua dalam lukisan dan prangko". Prangko2nya cukup banyak dan terlihat cantik. Dan itu menempatkan dirinya sebagai nominasi peserta lomba tertua (74 tahun) dan berhasil menduduki juara harapan kelas instalasi. Cantik dan menyegarkan mata!

Bagaimana dengan "Lumpia Semarang?". Seorang komikus, berkreasi dengan lumpia Semarang. Karena belum ada prangko tentang lumpia, dia akhirnya mendesain prangko prisma dan kartu pos (dimana itu juga sebagai benda2 filateli) dan krratifitasnya mampu membawa pada juara ke-3. Kreatif!
Konsepnya adalah, bisa dibuat sebuah ide kreatif dalam penjualan lumpia yang terkenal di Semarang, untuk buah tangan. Jika membeli lumpia, ada alternative membeli lumpia + barang2 filatelinya (kartupos + prangko prisma lumpia + cerita tentang lumpia dan dikemas kedalam kotak cantik. Sayang, kotaknya terlalu besar …..

Untuk juara harapan selalin tentang prangko dan lukisan, ada juga yang mengangkat tentang Batu Akik, yang senpat merajai bisnis di Indonesia. Dia mendesain konsep sederhana tetapi sesuai dengan alam batu akik. Batu2 yang berada di seluruh Indonesia, dijejer di peta Indonesia bersama bentar2 filatelinya. Menarik!

***
Ini baru sebagian kecil yang aku ulas disini. Ada sekitar 135 kreasi cantik dari semua peserta lomba. Jika memungkinkan,aku akan mengulas semuanya, pada artikel2ku selanjutnya, sesuai criteria dewan juri, dan sesuai bidang kerjaku, sebagai desainer (arsitek), da sedikit konsep mengenai filateli …..
Kreasi2 dan desain2 kelas instalasi memang beragam. Sesuai dengan profesinya masing2. Bahwa kreatifitas bisa menumbuhkembangkan menjadi sebuah lahan untuk edukasi. Dan benda2 filateli merupakan sebuah awal sebagai media dan alternatif hobi untuk masyarakat.
Dan bahwa filateli bukan sebagai hobi jadul. Justr dengan even2 kreatifitas seperti ini, filateli mampu bersaing dengqm hobi2 yang lain, yang 'fun, cool, keren abis dan kreatif' .....
Salam Filateli ......
By Christie Damayanti
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI