Ketika aku berbicara di depan ruangan itu, berbondong2 teman2 disabled berbaur dengan teman2 normal untuk mendengarkan tentang yang kami paparkan. Seorang penterjemah kedalam bahasa tangan untuk tuna rungu, siap menjalankan tugasnya. Jadi, semua yang ada dan pembicarn di tempat itu diterjemahkan untuk teman2 tuna rungu.
Sekilas mungkin ruangan itu biasa2nya saja. Tetapi jika diperhatikan ( apalai aku sedng berada di depan ruangan untuk siap berbicara ), di sebelah kananku banak teman2 'berbicara' dengan bahasa tangan.Mungkin mereka menanyakan sesuatu dan temannya atau si penterjemannya membalasnya. Jadi ruangan itu sangat sepi dengan banyak tangan2 yang bergerak, menandakan 'keramaian' sebuah komunitas tuna rungu ......
Sebuah ruangan atau sebuah kegiatan yang sangat sangat dan sangat inspiratif !!!
Sering kali bulu tanganku serta bulu kudukku meriding, ketika aku melihat kegiatan 'keramaian dalam keramaian' itu. Kadang2 aku mengusap mataku yang sedikit basah, dan sering kali juga aku membiarkan hatiku berkembang dalam kasih. Semangatku berkobar dalam 'keramaian' mereka dan aku sangat bersyukur dengan acara2 seperti ini. Tidak ada kegiatan yang se-inspiratif ini! Wadah kepedulian yang seharusnya terus dan selalu ada demi terciptanya KEPEDULIAN BANGSA untuk mencapai masa depan bangsa bagi generasi2 penerus.
Terakhir tetapi merupakan jawban atas acara ini adalah dengan pidato penutupan oleh Valentino. Dan aku benar2 tersentak, dan aku yakin juga bahwa semuanya apalagi untuk warga disabled, pasti tersentak!
Bahwa warga disabled itu janganlah MANJA! Bahwa warga disabled tetap mempunyai mimipi2 yang sama, tetapi semuanya tetap harus diperjungkan! Perjuangan warga disabled aku yakin, akan lebih berliku dibanding dengan warga normal, PASTI! Apalagi dengan belum banyak fasilitas da kepedulian Indonesia tentang ini. Warga disabled harus lebih semangat, lebih mandiri dan lebih kuat untuk bekerja dan berkarya!
Pidato penutup dari Valentino yang membuat semua orang terhenyak! Benar2 'out of the box!'
Jika warga disabled hanya menunggu pemerintah atau warga normal untuk melengkapi fasilitas2 serta kepedulian2 untuk mereka, mau sampai kapan? Mau kapan? Karena KEPEDULIAN ITU AKAN MEMAKAN WAKTU LAMA! Mungkin juga sampai kita matipun, kepedulian itu BELUM terjadi .....
Tentang fasilitas kota pun, hanya kan menjadi momentum saja. Fasilitas2 itu mungkin bisa dibangun, tetapi jika kepedulian itu belum muncul, fasilitas2 itu hanya sebagai 'cara' bagi warga normal untuk tetap tidak menghiraukan dan tidak mempedulikan warga disabled.
Contohnya,