Masalah sampah organik yang menumpuk sudah menjadi persoalan klasik di banyak desa, termasuk Desa Sawo. Hampir setiap hari, limbah dapur, daun, dan sisa makanan menumpuk di halaman warga, menimbulkan bau tak sedap, menjadi sarang lalat, dan akhirnya hanya dibakar atau dibuang begitu saja. Di sinilah gagasan teknologi tepat guna berupa komposter komunal menjadi relevan dan penting.
Tujuan dari penerapan teknologi tepat guna komposter komunal ini bukan hanya untuk mengurangi beban lingkungan akibat sampah organik, tetapi juga untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Desa Sawo. Dengan adanya komposter komunal, warga bisa secara kolektif mengolah sampah organik menjadi kompos berkualitas yang siap digunakan sendiri atau dijual ke pasar. Upaya ini kemudian dilengkapi dengan pengembangan kemasan (packaging) produk kompos yang menarik dan standar pasar, sehingga kompos tidak hanya sekadar pupuk curah biasa, tetapi menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan daya saing di pasaran.
Cara pengolahan kompos dilakukan secara sederhana namun efektif. Sampah organik dari rumah tangga dikumpulkan setiap hari di lokasi komposter komunal yang sudah disiapkan. Sampah ini kemudian dipilah, dicacah, dan dimasukkan ke dalam komposter bersama dengan bahan tambahan seperti aktivator untuk mempercepat proses pengomposan. Setiap minggu, isi komposter diaduk untuk memastikan proses fermentasi berjalan baik. Dalam waktu 4--6 minggu, sampah berubah menjadi kompos matang siap pakai. Kompos ini menghasilkan dua pupuk caitu pupuk kompos padat dan kompos pupuk cair. Setelah itu, kompos dikemas dalam botol kecil atau plastik ramah lingkungan dengan desain label menarik, lengkap dengan informasi kandungan dan cara penggunaan.
Hasilnya sangat menggembirakan. Selain lingkungan desa menjadi lebih bersih dan sehat karena berkurangnya sampah organik, warga kini memiliki tambahan penghasilan dari penjualan kompos. Nilai jual kompos juga meningkat berkat kemasan yang menarik dan profesional, yang membuat pembeli lebih yakin terhadap kualitas produk. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong di kalangan warga desa.
Teknologi tepat guna seperti komposter komunal ini membuktikan bahwa solusi sederhana bisa memberi dampak besar jika diterapkan dengan serius dan disertai inovasi pengemasan. Desa Sawo kini tak hanya lebih bersih, tetapi juga lebih sejahtera. Semoga contoh ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk berani mengubah masalah menjadi peluang ekonomi bagi warganya.
Oleh:Christian Dimaskusuma Sigar (1462200103),Lutfi Agung Swarga, S.T., M.T
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI