Mohon tunggu...
Christabel Zefanya
Christabel Zefanya Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Murid SDHLV!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Masalah Bumi yang Perlu Diselesaikan: Pencemaran Lingkungan

27 Mei 2023   20:41 Diperbarui: 30 Mei 2023   22:07 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pencemaran Suara adalah kondisi dimana lingkungan tercemar oleh bunyi atau suara yang menyebabkan ketidaknyamanan pada makhluk hidup di sekitarnya. Dalam sektor industri, sumber kebisingan terbagi menjadi 3 macam yaitu, kebisingan dari aktifitas mesin, kebisingan dari getaran, gesekan, benturan atau ketidak seimbangan aktifitas mesin dan pergerakan udara gas atau cairan. Bunyi atau suara yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah lebih dari 70 dB karena bisa menyebabkan kerusakan pendengaran pada pendengarnya. Tingkat pencemaran suara diklasifikasikan berdasarkan pada jangka waktu kontak dan WHO membedakannya menjadi 3 bagian yaitu, menyebabkan gangguan ringan pada panca indra dan tubuh, menghasilkan rekasi yang menyebabkan sakit kronis dan menyebabkan gangguan, sakit dan kematian saking besar kadar zat-zatnya. Misalnya, gangguan fisiologis dan psikologis seperti stress dan kelelahan, juga, gangguan komunikasi dan ketulian.

kompasiana.com
kompasiana.com

Pencemaran Udara

Pencemaran Udara adalah kondisi dimana kualitas udara rusak karena tercemar oleh zat-zat yang berbahaya maupun tidak berbahaya terhadap kehidupan makhluk hidup. Udara yang tercemar biasanya berbau tidak enak dan berwarna abu atau hitam. Jenis-jenis zat yang mencemari udara antara lain, Karbon Dioksida (CO2) yang meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak, Nitrogen Dioksida (NO2) yang menyebabkan kerusakan atau pembengkakkan paru, Sulfur Oksida (SOx) dan Ozon (O3) yang menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan, Hidrokarbon (HC) yang menyebabkan luka paru-paru serta membentuk sel-sel kanker, Khlorin (CI2) yang menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernafasan, Partikulat Debu (TSP) yang menganggu saluran pernafasan dan Timah yang merupakan logam berat, dapat merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan serta menghilangkan konsentrasi. Semua zat-zat ini dapat menghasilkan hujan asam, efek rumah kaca dan kerusakan lapisan ozon, yang dapat berdampak pada kesehatan dan tumbuhan. Rata-rata dampak dari zat-zat yang disebutkan tadi mengarah kepada kesehatan, udara yang tercemar dapat masuk melalui sistem pernafasan dan menyebabkan adanya penyakit. Yang paling umum dijumpai adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) seperti, asma, bronkitis dan gangguan pernafasan lainnya. Wilayah yang tingkat pencemaran udara-nya tinggi dapat menganggu pertumbuhan dan menghasilkan penyakit bagi tanaman yang tumbuh disana, seperti klorosis, nekrosis atau bintik hitam. Selain itu, udara yang tercemar dapat mengotori keindahan ekosistem dan menganggu kenyamanan bersama.

Semua jenis pencemaran lingkungan memiliki tujuan utama, yaitu merusak atau menganggu ketentraman manusia hingga mikro-organisme, secara kesehatan maupun keseluruhan. Nah, oleh karena itu saya akan mengangkat salah satu kasus mengenai dampak buruk dari salah satu jenis pencemaran yaitu, pencemaran udara yang pernah terjadi di Indonesia, tepatnya di provinsi Aceh. Wahana Lingkungan Hidup (Wahli) Aceh menyebutkan bahwa beberapa warga di Aceh Timur menjadi korban akibat pencemaran limbah udara yang berasal dari salah satu perusahaan minyak dan gas di wilayah tersebut.

okezone.com/unsplash
okezone.com/unsplash

Direktur Walhi Aceh, Achmad Shahilin menyampaikan, “Keterangan dari warga, sejak 2019 hingga akhir 2022 sudah 13 orang lebih yang menjadi korban dan semua harus dirawat di Puskesmas. Bahkan sebagian besar korban harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Zubir Mahmud di Idi, Kabupaten Aceh Timur,” Selasa (10/1/2023). Warga setempat yang menjadi korban pencemaran limbah udara disebut sudah seringkali menyampaikan protes, namun hingga kini belum ada solusi. Achmad Shahilin juga menyampaikan bahwa warga mencium aroma tidak sedap yang diduga berasal dari limbah perusahaan tersebut. Sehingga, warga mengalami mual, muntah, pusing, hingga pingsan. “Kasus pencemaran ini sudah berlangsung lama dirasakan oleh warga yang tinggal di lingkar tambang tersebut. Bahkan pada tanggal 9 April 2021, ada 250 jiwa warga Gampong Panton Rayeuk, Kecamatan Banda Alam terpaksa mengungsi ke kantor Camat karena bau busuk yang dirasakan. Ini persoalan serius yang harus segera ditangani, terlebih kebanyakan korbannya adalah perempuan, anak-anak, ibu hamil hingga lansia, mereka cukup rentan bila udara tidak sehat,” jelas seorang pria yang dikenal sebagai Om Sol. Menurutnya, warga setempat sudah melaporkan hal ini ke pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Timur. Tetapi solusi yang diberikan tidak sampai ke akar masalah, justru warga malah disuruh untuk beradaptasi saat bau busuk terjadi. Padahal seharusnya pihak yang bersangkutan perlu mencari solusi dan bertanggung jawab.

Bisa dilihat dari kasus ini, bahwa pencemaran udara sangat berdampak pada lingkungan serta kehidupan kita. Terlebih lagi, udara yang tercemar juga menjadi salah satu faktor terjadinya pemanasan global. Udara yang kotor dihasilkan oleh gabungan dari udara bersih dengan hasil kegiatan manusia seperti pembakaran limbah pabrik, pembakaran sampah, asap kendaraan bermotor, pembakaran lahan dan lain sebagainya mengandung campuran dari gas-gas seperti karbon dioksida, nitrogen dioksida, sulfur oksida, dll, udara tercemar yang mengandung gas-gas ini sudah terlalu berlebihan hingga melebihi kemampuan tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya dan hal ini menyebabkan naiknya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer yang disebut sebagai gas rumah kaca. Konsentrasi dari gas-gas rumah kaca yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan suhu rata-rata bumi atau biasa dikenal sebagai pemanasan global.

liputan6.com
liputan6.com

Pemanasan global sudah dimulai sejak dari pertengahan abad ke-19, pada masa revolusi industri pertama. Hal ini umumnya disebabkan oleh efek gas rumah kaca, deforestasi, limbah peternakan dan pertanian yang menghasilkan nitrogen oksida, juga sisa makanan yang menghasilkan gas mentana. Pemanasan global berdampak buruk pada kehidupan makhluk hidup dibumi, karena sudah menyebabkan kepunahan pada beberapa spesies hewan dan tumbuhan. Temperatur bumi juga semakin tinggi, membuat es kutub perlahan mencair dan menyebabkan naiknya volume air laut. Penipisan lapisan ozon juga terjadi, sehingga, kemampuannya untuk menyerap sinar UV, melindungi bumi dari benda-benda langit yang jatuh dan menjaga kestabilan suhu bumi jadi berkurang.

Cara Mengatasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun