Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gemar Berpacu di Bahu Jalan Tol? Sebaiknya Berpikir Ulang

3 Februari 2012   09:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:06 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_158708" align="aligncenter" width="479" caption="Harus dipastikan sisi kiri depan benar-benar lega."][/caption]

Tiap peraturan, dalam hal ini peraturan dalam berlalu-lintas di jalan raya, pada dasarnya dibuat dengan pertimbangan utama untuk keselamatan pengguna jalan. Meskipun karena berbagai kondisi atau mungkin kita sendiri sebagai pengguna jalan yang tidak menyadari dan bisa jadi sebenarnya sudah mengerti tapi terpaksa atau sengaja melanggarnya demi terpenuhinya keinginan/keegoisan diri. Tak usah berkelit dalam hal ini, bagi yang tidak merasa, ya silahkan, bagi yang merasa, ya syukurlah, berarti seperti Saya juga. Paling tidak jika sudah merasa sering melakukan pelanggaran karena terdesak kondisi bahkan keegoisan pribadi, suatu saat akan tertanam kesadaran untuk lain kali berlalu lintas dengan lebih baik.

Seperti halnya bahu jalan tol. Saya yakin kita semua telah mengetahui tentang pengetahuan umum berlalu lintas yang baik dengan berbagai rambu-rambunya. Termasuk fungsi bahu jalan tol ini, yakni digunakan untuk kondisi darurat saja. Misalnya ban kempis, ada gangguan mesin atau bahkan mogok. Itu alasan penggunaan yang bisa dimaklumi/diterima secara peraturan. Meskipun banyak juga yang menggunakan bahu jalan tol diluar hal tersebut yang secara peraturan sebenarnya tidak diperbolehkan. Contohnya saja, tidak sabar untuk segera pipis, menurunkan/menaikkan penumpang, beristirahat, malah ada yang digunakan untuk pacaran atau bahkan bermesum ria (katanya sih.., Saya belum pernah lihat, apalagi mencoba..he..he).

Kembali ke penggunaan bahu jalan tol yang sesuai peraturan itu dan dikaitkan dengan kebiasaan kita berlalu lintas saat mengemudikan mobil di jalan tol. Kita seringkali sengaja atau beralasan terpaksa menggunakan bahu jalan tol itu untuk dilewati. Biasanya sih karena posisi rapat/macet pada jalur kanan sedangkan kita tengah berburu waktu, pintu keluar tol yang kita tuju sudah dekat namun jalur kiri tertutup deretan mobil besar/truk yang berjalan terlalu pelan, dan ada juga memang yang sudah menjadi “style” dalam mengemudi, yaitu gemar bermanuver pindah jalur karena reflek tak sabar melihat jalur mana saja yang kosong harus dilalui, padahal selisih kecepatannya belum tentu pasti (biasanya yang merasa kendaraannya hebat, atau serasa pembalap WRC, inginnya ngebut melulu).

Apa yang ingin Saya obrolkan bukan berarti hendak mengatakan bahwa melewati bahu jalan tol itu wajar atau dianggap pembenaran, apalagi menjadikan hal ini sebagai kebiasaan bahkan kegemaran. Jelas tidak. Hanya ingin saling mengingatkan, ketika kita melewati bahu jalan tol itu sebaiknya berpikir ulang. Yaitu karena tidak ada pilihan lain yang dapat kita lakukan. Jujur, bagi Saya sendiri merasa tak nyaman ketika terpaksa harus melewati bahu jalan. Selain karena mengerti itu melanggar peraturan, bahu jalan seringkali banyak marka/garis yang bersifat “timbul”/tidak rata sehingga tidak nyaman terasa, apalagi seringkali pada sisi bahu jalan permukaannya lebih kasar atau berlubang.

Selain karena keterpaksaan saat melewati bahu jalan itu, hal lain yang perlu kita pikir ulang adalah terkait kewaspadaan yang dinaikkan tingkatnya. Bagaimanapun juga proses pertama untuk mengambil sisi bahu jalan itu jangan disepelekan, karena langkah awal kita adalah mencari celah untuk menyalib dari sisi kiri. Apalagi jika kita mengemudi sendirian, harus ekstra dalam memastikan apakah pada sisi kiri depan dari kita benar-benar kosong/lega. Agak terbantu jika ada pendamping yang duduk disisi kiri depan kendaraan kita. Dia bisa kita andalkan untuk memantau keadaan di kiri depan, jangkauan pandangnya lebih leluasa. Tapi ini juga bukan sebuah jaminan, mengingat pada kondisi tertentu pendamping kita justru tertidur atau tidak mengerti apa bantuan yang kita butuhkan. Saat kita bertanya “, kiri kosong?”, beberapa di antara mereka, terutama yang tidak terbiasa menjadi sopir seringkali salah terka. Dengan mudahnya dia bilang”, Kosong!”. Padahal ternyata yang dia perhatikan adalah sisi kiri belakang, bukan sisi kiri depan!

Itulah makanya seringkali kita dengar banyak terjadi kecelakaan saat pengguna jalan hendak melewati bahu tol ini. Ketidakwaspadaan untuk memantau kondisi bahu jalan yang akan dilewati menjadi faktor utama kecelakaan itu, apalagi banyak yang tidak menyadari, sudah lewat bahu jalan tanpa mengurangi kecepatan. Yang sering kita dengar menyangkut kecelakaan di bahu jalan ini misalnya, menabrak truk yang berhenti, menabrak pembatas jalan, terguling ke luar jalan, dan pernah juga ada yang menabrak pengguna jalan lain yang sedang mengganti ban kendaraannya.

[caption id="attachment_158709" align="aligncenter" width="291" caption="Truk besar seringkali berhenti di bahu jalan."]

13282343011337465164
13282343011337465164
[/caption]

Maka itu, kalau boleh Saya mengingatkan. Sejauh mungkin hindarilah menggunakan bahu jalan untuk melaju, jika benar-benar terdesak untuk itu, kewaspadaan harus lebih ditingkatkan. Jangan sampai hal ini menjadi kegemaran/hobby karena style mengemudi yang sok-sok’an.

Dan satu lagi yang Saya hampir lupa. Terkadang, meski kita sudah merasa “aman” saat melewati bahu jalan tol, belum tentu juga di ujung berikutnya nyaman, karena bisa jadi di sana petugas PJR (Patroli Jalan Raya) dengan mobil gagahnya sudah menanti. Kesan pertama begitu menggoda dengan sapaan”, Selamat pagi”. Atau “, Selamat siang”. Lalu selanjutnya..?....terserah Anda..ha..ha..ha.

Salam waspada.

.

.

C.S.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun