Mohon tunggu...
Chriche Angelina
Chriche Angelina Mohon Tunggu... .

تَبَارَكَ اللهُ | Bersertifikat Pengetahuan Narcissism, Narsistik, dan Anti Manipulasi | PNS Mahkamah Agung RI | Alumnus FISIP Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Trauma Bonding, Deteksi dan Putuskan!

30 November 2024   23:27 Diperbarui: 2 Desember 2024   03:19 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AYAT-AYAT PENYEJUK HATI

"...sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat" (QS. Al Baqarah ayat 214)

"Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui." (QS. An Nahl ayat 41)

Masih banyak lagi ayat-ayat kalamullah tentang hijrah, serta hadis-hadis yang bisa menjadi penyemangat kita agar berani mengambil tindakan keluar dari suatu keadaan yang tidak baik agar kualitas hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya. Yap, seperti yang insyaallah sudah banyak kita dengarkan di banyak kajian yang disampaikan oleh para ustadz dan ustadzah, bahwa hijrah juga dapat dimaknai sebagai perubahan dalam segala dimensi kehidupan menuju ke arah yang lebih baik.

Kali ini saya akan menuliskan tentang Trauma Bonding dan cara lepas darinya secara sederhana, tentunya agar dapat kita pahami bersama sebagai pemantik langkah sedari awal dikarenakan keterbatasan keilmuan saya. Pembahasan ini berdasarkan beberapa sumber bacaan penulis dan kelas yang pernah diikuti.

A. APA ITU TRAUMA BONDING ?

Pernahkah kamu mendengar tentang sindrom stockholm? yaitu keadaan seseorang yang disandera yang akhirnya jatuh cinta kepada penculiknya. Orang yang disandera itu akhirnya menciptakan ikatan emosional dalam menghadapi trauma karena keadaan yang ditahan dan tentunya semua itu diluar kehendaknya. Nah, trauma bond ini mirip dengan sindrom stockholm ini.

Mengutip penjelasan dari Doctor Ramani Durvasula, Ph.D. dalam channel youtubenya bahwa istilah Trauma Bond atau ikatan trauma awalnya diciptakan oleh Doctor Patrick J. Carnes,  Ph.D., CAS. dalam karyanya yang sangat berfokus pada kecanduan seks dan cinta, yang didalamnya muncul gagasan tentang siklus kecanduan yang tidak sehat.

Menurut Doctor Ramani (diserap penulis), ikatan trauma ini sama seperti keadaan trauma yang terjadi pada masa kanak-kanak, dimana kamu kadang mendapatkan kebaikan dari orang tuamu, kadang juga mereka memukulmu dan mungkin juga menyakitimu, namun kamu tetap mencintai mereka karena tidak ada orang lain lagi yang mampu melindungimu selain mereka karena keadaan itu.

Dalam buku Unsecret Narcissist karya Kak Anna Anbersal pada halaman 104, dijelaskan keadaan seseorang yang berada dalam ikatan trauma yakni korban memang pada awalnya merasa dicintai dan diperhatikan pelaku (pasangan, dsb). Namun seiring waktu perasaan tersebut mulai terkikis oleh ragam pelecehan yang sebenarnya disadari dan dirasakan menghantam emosi, mental dan fisik korban.

Korban mungkin sering berpikir untuk meninggalkan pelaku. Namun saat korban mulai menunjukkan niat tersebut, pelaku yang sadar mulai mencurahkan kasihnya lagi supaya korban kembali merasakan di awal fase berhubungan yang romantis. Perlahan namun pasti, korban masuk pada fase ketergantungan secara emosional atau psikis secara berlebihan kepada pelaku. Nah, semakin kita mengalami ketergantungan untuk mendapatkan cinta, pengakuan, dan validasi terhadap pelaku ini, maka semakin kuat pula lah ikatan trauma yang kita alami.

Apabila kita tidak segera berani memutus ikatan trauma ini, maka dapat membuat kita terjebak dengan terus menerus menarik orang-orang yang salah ke dalam kehidupan kita.

B. GEJALA TRAUMA BOND

Diakses penulis dari laman healingtreenonprofit.org, Doctor Patrick J. Carnes, Ph.D., CAS. memberikan setidaknya empat belas gejala ikatan trauma yang dapat membantu kita mendeteksinya dan menentukan langkah keluar dari hubungan tidak sehat tersebut, berikut:

1. Ketika Anda malah terobsesi dengan orang yang secara nyata telah menyakiti Anda dan dia sudah pergi (obsesif disini artinya sibuk, berfantasi, dan bertanya-tanya padahal Anda juga sudah tidak menginginkan dia lagi);

2. Ketika Anda secara terus menerus mencari kontak dengan orang yang Anda sudah tahu hanya akan membuat Anda semakin menderita;

3. Ketika Anda bertindak 'berlebihan' untuk membantu orang-orang yang secara nyata telah merusak Anda;

4. Ketika Anda terus mau menjadi anggota 'tim' ketika keadaan jelas-jelas menjadi rusak;

5. Ketika Anda terus berupaya membuat orang-orang menyukai Anda yang jelas-jelas mereka hanya memanfaatkan Anda;

6. Ketika Anda berulang kali mempercayai orang yang terbukti tidak bisa diandalkan;

7. Ketika Anda tidak bisa mundur dari hubungan yang tidak sehat;

8. Ketika Anda ingin dimengerti oleh mereka yang jelas-jelas tidak peduli;

9. Ketika Anda memilih untuk tetap berkonflik dengannya, padahal Anda tidak perlu membayar apapun untuk meninggalkannya;

10. Ketika Anda terus-menerus meyakinkan orang bahwa ada masalah dan mereka tidak mau mendengarkannya;

11. Ketika Anda setia kepada orang yang telah mengkhianati Anda;

12. Ketika Anda tertarik kepada orang yang tidak bisa dipercaya;

13. Ketika Anda menyimpan rahasia yang merusak, seperti eksploitasi atau abuse yang dilakukannya; dan

14. Ketika Anda melanjutkan kontak dengan pelaku kekerasan yang tidak mengakui untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.

C. LANGKAH LEPAS DARI TRAUMA BOND

Diakses pada laman healingtreenonprofit.org, Doctor Patrick juga memberikan beberapa strategi klinis untuk memutus ikatan trauma, yang dalam hal ini penulis hanya mengambil empat langkah sederhana berikut:

1. No Contact Contracts

Langkah ini akan mempermudah proses healing mu dan terbebas dari segala bayang-bayang pengaruh apapun tentang dirinya, termasuk yang diromantisasi oleh dirimu. Pergunakan waktu tidak berkomunikasi ini untuk mengevaluasi hubunganmu termasuk sehat atau tidaknya. Jika kamu sudah yakin bahwa dia adalah pelaku maka blokir saja kontaknya.

Namun, pada keadaan orang-orang toxic tersebut adalah orang tuamu, rekan kerjamu maka yang dilakukan sebaiknya membatasi kontak dengannya sesedikit mungkin atau seperlunya saja.

Tidak melakukan kontak dengan orang yang dengan tega pernah menyakitimu setelah kamu berbuat baik terhadap dia sejatinya bukanlah kesalahanmu atau kejahatanmu kok. Tentu keadaan ini karena ulahnya yang tidak mampu menjaga hubungan sehat diantara kalian. Sayangi dirimu ya!

2. Teach Strategies for Detachment

Melepaskan kemelekatan pada dirinya. Ini bisa diartikan mengevaluasi apa saja alasan-alasan yang membuat kamu menjadi melekat pada dirinya. Mungkin jabatannya, uangnya, atau segala treatment yang diberikannya kepadamu yang sejatinya semua kesenangan yang diberikannya kepadamu itu justru tidak seberapa dibandingkan dia yang lebih banyak memanfaatkanmu atau merugikanmu.

3. Support Self-help Groups that can provide perspective

Bergabung pada kelompok orang-orang positif yang sehat jiwa dan raganya, tentu membantu kamu menemukan penjelasan atas perspektifmu dengan lebih jelas atas hubungan tidak sehat yang kamu sedang jalani. Mereka akan membantumu yakin keluar dari hubungan tidak sehat tersebut. Semoga beruntung menemukan mereka!

4. Teach concepts of "bonds" and systemic repetition

Mempelajari dan sharing tentang konsep ikatan-ikatan tersebut dan diulangi secara sistemik, membantu kamu memperbaiki secara perlahan namun kokoh tentang pola pikirmu yang selama ini salah atau termanipulasi oleh pelaku.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua! Aamiin.

Referensi

Anbersal, Anna. 2023. Unsecret Narcissist. Yogyakarta: Madani kreatif

www.quran.nu.or.id.

www.jabar.nu.or.id.

www.youtube.com/@DoctorRamani

healingtreenonprofit.org.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun