Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Renjanaku (15) Orchard Road

6 Oktober 2025   00:55 Diperbarui: 6 Oktober 2025   00:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya sudah, you datang sini deh, kita ngobrol sambil makan kwetiau goreng seafood."
"Siyap bos, besok malam kita ketemu ya. Saya sudah langsung pesan tiket ini. Yang penting jangan ada dusta di antara kita,ok" kataku sambil tertawa.

Pembicaraan ringan ini adalah sebuah "pertanda keseriusan dalam berbisnis."
Kalau aku benar-benar datang menjumpainya ke Singapura, itu adalah pertanda aku serius ingin membeli barangnya. Soalnya banyak customer cuma tanya-tanya doang, padahal sebenarnya tidak berniat beli.

"Jangan ada dusta di antara kita," adalah permintaan saya terhadap jaminan barang dan komisi yang akan kuterima. Dalam berbisnis, aku selalu membiarkan pembeli dan penjual bebas bernegosiasi soal harga dan sistim pembayaran. Jadi aku hanya terima komisi dari penjual.

Dulu itu Pak Edwin ini pernah memberikan komisi yang kecil padaku. Aku tidak protes, tapi aku kemudian tidak pernah lagi belanja di tempatnya. Setahun berlalu, tapi ia beberapa kali melihatku makan kuetiau bersama kompetitornya yang lain.


Merasa gemes, ia kemudian menaikkan komisi penjualan bagiku. Sejak itu bisnis kami lancar jaya. "Lu memang sengaja mau buat gua miskin kan?" katanya sambil tertawa.

Ketika berada di dalam pesawat menuju Jakarta aku berpikir lagi. Mungkin sebaiknya aku ketemu pak Edwin hari Sabtu atau Minggu saja, di luar jam kantor. Aku tidak mau cari masalah, Rini sedang mengincarku. Besok pagi ada rapat besar. Aku harus membuat laporan perjalanan ke Jambi ini dan juga laporan-laporan yang belum kuselesaikan.

Manalagi kontrak penjualan peralatan dari kantor gagal maning. Namun bukan salah customer juga. Soalnya kontrak pekerjaanya jangka pendek, jadi customer tidak mau beli alat baru.
Tidak ada rotan akar pun jadi. Tidak dapat komisi dari kantor, ya sudah aku minta komisi dari Singapura saja, hehe. Lha aku koq jadi kayak pejabat BUMN Konoha ya, perusahaannya rugi tapi pejabatnya bisa jalan-jalan ke Singapura. Dapat komisi lagi! Hahahaha...  

***

"Rick, aku serius! Aku kangen, kangen banget sama kamu." Suara Jenny terus hadir di telingaku.
Setelah menenangkan diri, aku berkata, "Jen aku juga kangen banget sama kamu sayang. Kemarin aku sebenarnya sudah beli tiket ke Singapura. Aku nggak tau kenapa membelinya. Ternyata sewaktu tertidur di mobil, aku bermimpi. Di dalam mimpi itu, aku melihat kita lagi duduk berduaan di Orchard. Rupanya waktu aku pesen tiket ke traveloka, ya pas lagi mimpi itu, busett"

"Hahaha, bangke! Beneren kamu sudah beli tiket?" terdengar suara tawa dari balik telfon.

"Bener! Boardingnya sejam lagi. Aku tinggal pindah terminal aja. Tunggu ya sayang, ntar malam kita makan kuetiau goreng seafood**, berduaan aja, just you and me, ok?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun