Ketika orang lain membahas persidangan Jessica, eh penulis malah kepikiran, kalau sekiranya bokong hakim itu gatal, bagaimana ya cara menggaruknya supaya nyaman dan tidak ketahuan jaksa penuntut?
Di saat netizen (terpengaruh oleh citra buruk yang dibangun para buzzer) membenci Jessica, penulis malah tertarik melihat sisi humanis Jessica. (Aku juga dibenci yayangku gara-gara mengatakan Jessica dengan kaca mata barunya itu terlihat sexy)
Kedua, konsistensi. Ini adalah sesuatu yang amat mahal di negeri ini.
Ketika masih duduk di bangku SMA, penulis pernah kena tilang ketika hendak pergi ke sekolah. Pak isiloP lalu berbisik, "ubur-ubur ikan lele, sarapan bubur enak le."
Namun penulis bergeming, lebih memilih membayar denda di pengadilan.
Beberapa tahun kemudian, entah karena terlalu sering sarapan bubur di kantin pengadilan negeri, penulis kemudian kena setop isiloP di sebuah perapatan.
Ketika memberikan SIM dan STNK motor, penulis lalu berbisik, "ubur-ubur ikan lele, sarapan bubur enak le."
Seingat penulis di saku kanan celana ada ceban. Penulis pun segera menarik duit itu dari saku kanan.
"Berokap" bisik isiloP
"Ceban bos, namanya juga anak sekolahan bos."
Sejenak belio tertegun, kemudian mengangguk. "Gapapa buka dasar" bisiknya dalam hati.