Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

MotoGP Thailand 2019, Save The Last Dance For Me

7 Oktober 2019   19:00 Diperbarui: 7 Oktober 2019   19:19 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marquez kemudian kaget ketika mendapati keuletan mental Quartararo! Ditempel ketat sepanjang 23 lap dengan jarak dibawah sedetik, Quartararo tidak gentar dan tidak pernah membuat kesalahan. Quartararo mampu menutup racing-line dengan sempurna, dan tidak memberi sedikit celahpun kepada Marquez.

Sungguh mental yang luar biasa untuk ukuran pebalap rookie (pemula) sebab Rossi, Dovi, Lorenzo, Vinales atau Marquez sendiri belum tentu mampu melakukannya!

Kehebatan Quartararo lainnya adalah kala melahap tikungan cepat yang nyaris sempurna, mirip dengan Jorge Lorenzo di masa jayanya bersama Yamaha dulu. Gaya membalap Quartararo yang sangat cepat di tikungan ini tak lepas juga dengan karakter Yamaha YZR-M1 4-inline yang semakin membaik dan mempunyai grip kuat di tikungan.

Marquez sendiri kalah cepat dari Quartararo ketika melibas tikungan cepat, karena karakter Honda RC213V dengan torsi besar itu justru menjadi sia-sia di tikungan cepat.


Di Misano, Marquez akhirnya berhasil menjinakkan Quartararo di tikungan terakhir. Kala itu banyak yang beranggapan kalau Marquez memang sengaja "mengalah" sepanjang 23 lap itu, untuk kemudian memberikan hiburan pada lap terakhir bagi penggemar MotoGP. Apalagi pada seri MotoGP Aragon kemudian, Marquez begitu digdaya.


Sesungguhnya tidaklah demikian. Marquez hanya menang pengalaman saja pada tikungan terakhir itu. Quartararo sudah sangat yakin akan memperoleh kemenangan pertamanya di Misano, namun pengalaman plus ketenangan Marquez di saat-saat genting itu, membuat semuanya menjadi berantakan. Apalagi tidak ada waktu lagi untuk melakukan serangan balasan.

Ketika Quartararo berhasil menjadi pemegang pole position pada MotoGP Thailand ini, Marquez hakul yakin kalau drama Misano akan terulang kembali. Bagi Marquez, opsi jalan ceritanya hanya ada dua. Pertama, mengulang kisah Misano dengan memberi "penekanan" pada tikungan terakhir, yaitu dengan memanfaatkan torsi Honda RC213V yang besar sebagai solusi utama ketika keluar dari tikungan terakhir. Sebab Quartararo pasti sudah belajar dari kekalahannya di Misano tersebut, dan tidak akan memberi ruang kepada Marquez.

Opsi kedua adalah fight sejak awal dengan resiko tingkat keausan ban akan menurun dengan cepat. Dalam kondisi begini, Marquez tampaknya akan merugi, terkait dengan gaya membalap mereka yang berbeda.

Sama seperti Lorenzo, gaya membalap Quartararo yang halus cenderung ramah dengan ban. Sebaliknya dengan gaya membalap Marquez plus torsi besar RC213V yang membuat ban motor cenderung ngesot (sliding) ketika melibas tikungan, sehingga membuat ban cepat aus.

Drama Misano jilid II kemudian terulang kembali di Buriram, Thailand. Tapi kali ini Marquez tidak sesabar ketika di Misano. Beberapa kali Marquez mencoba mendahului Quartararo, namun ia tidak berhasil, dan selalu melebar. Mengapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun