Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Video Porno Sang Artis

28 Juli 2012   09:20 Diperbarui: 4 April 2017   17:42 4815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1343467056690768721

Waktu sudah menunjukkan jam 10.00 saat saya tiba di kantor. Saya lihat semua teman-teman sedang tenggelam dalam pekerjaannya di depan komputernya masing-masing. Sedangkan tugas saya hari ini sudah saya selesaikan di rumah dan tinggal setor ke supervisor untuk meminta proving. Bekerja dengan sistem borongan memang enak, tidak terikat waktu dan bisa bekerja kapanpun dan di manapun. Tidak perlu takut korupsi waktu. Bahkan bisa minta ijin pulang lebih awal bila ada keperluan. Selesai melaporkan tugas hari ini ke supervisor, sayapun kembali ke meja kerja untuk membuka komputer. Langkah awal yang biasa saya lakukan adalah membuka email atau tepatnya memo internal untuk melihat tugas lainnya yang harus dikerjakan. Biasanya manajer produksi akan membagi pekerjaan via memo internal. Lumayan, sebuah notifikasi tugas baru saya dapatkan dengan deadline 2 hari lagi. Okelah kalau begitu. Waktunya untuk membuka  media online dan yang tak pernah absen adalah kompasiana.com. Sebuah berita di media online disebutkan seorang artis terkenal berbuat mesum dengan artis lainnya. Videonya tersebar di internet. Beberapa screenshot videonya ditampilkan dengan bagian vitalnya dibuat blur. Oh media online memang paling cepat menyebarkan berita-berita seperti ini. Bahkan rasanya medialah yang menjadi pemicu penyebaran video porno tersebut dengan merangsang pembacanya untuk penasaran dan memburu video porno yang diberitakan. Awalnya saya tidak tertarik untuk mencarinya hingga tiba-tiba Nita teman kantor muncul di jendela YM menanyakan apakah saya sudah baca berita video porno artis tersebut atau tidak. Saya bilang sudah baca sih. Berikutnya Nita malah menanyakan apakah saya sudah punya video artis tersebut atau tidak. Sambil saya ketikkan simbol ':D' saya jawab tidak punya. Dasar Nita, berikutnya dia meminta saya untuk mencarikan video tersebut di internet. Dia bilang kalau nge-fans sama artis cowok yang menjadi pelaku utama video tersebut. Permintaan Nita ternyata membuat saya penasaran juga untuk melihat 'sedahsyat' apa sih video yang menjadi pemberitaan. Beberapa detik kemudian, saya sudah membuka mbah google dan mengetikkan kata kunci sesuai kaidah Google Hacking. Hasil dari googling mengarahkan saya pada sebuah situs penyedia download file. Ukurannya lumayan besar juga, sekitar 150 MB, sesuai dengan jenis file videonya yang berekstensi AVI. Wah pasti bagus dan tidak pecah nih, pikir saya. Sekali klik, file video tersebutpun masuk ke download manager. Waktu download diperkirakan 15 menit saja. Saat download baru 5 menit, sebuah panggilan suara adzan bergema di luar gedung dari sebuah musholla yang ada di depan gedung kantor. Kebiasaan saya untuk sholat di awal waktu sesuai dengan hadist :

Suatu ketika Abdullah bin Mas'ud  bertanya pada Rasulullah SAW: " Wahai Rasulullah pekerjaan apakah yang paling Allah cintai?", Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya". Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?", Beliau menjawab: "Taat pada orang tua". Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?", Beliau  menjawab: "Jihad di jalan Allah."

Hadis di atas diriwayatkan lebih dari satu imam, sebut saja Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Ahmad, Dârul Quthni dan yang lainnya. Sayapun meninggalkan semua pekerjaan termasuk download video artis yang tadi dipesan oleh Nita. Saya aktifkan screen saver dengan password aktif agar tidak ada orang yang menggunakan komputer tanpa seijin saya. Alhamdulillah, sudah banyak juga teman-teman kantor yang bergerombol antri untuk buang air kecil dan mengambil air wudhu. Seperti biasa, sayapun harus secara rutin buang air kecil untuk mencegah batu kandung kemih dan asam urat. Itu kata artikel kesehatan yang saya baca di media online beberapa waktu lalu. Semua jamaah sudah berbaris lurus dan rapat untuk sholar dhuhur berjamaah. Saya biasa berebut mengambil shaf (baris) pertama karena keutamaannya berada di shaf pertama. Oleh karena it saat muadzin mengawali iqomat, saya sudah langsung berdiri untuk mengisi baris pertama. "Allahuakbar", suara imam sholat saat takbiratul ikhram. Sayapun mengikuti untuk takbiratulikhram dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga, telapak tangan menghadap kedepan dan mulut melafalkan takbir, sedangkan hati berniat sholat dzuhur empat rokaat sebagai makmum fardhu karena Allah semata. Berikutnya doa iftitah saya baca dengan lancar. Mungkin karena hafal di luar kepala sehingga cepat ya. Saya mencoba untuk khusuk dengan sadar dan memaknai setiap bacaan yang saya baca secara berlahan. Rokaat pertama berjalan sukses dengan mengikuti gerakan ruku, i'tidal, sujud, iftirosy, sujud kembali dan bangun untuk rokaat kedua. Semua berjalan seperti biasanya. Pada rokaat kedua, saya mulai membaca Al-Fatihah. Segala puji bagi engkau Ya Allah, Tuhan semesta alam. Betapa banyak nikmat yang saya terima dariMu Ya Allah. Sampai pada kalimat "tunjukilah kami ke jalan yang lurus," tiba-tiba saya teringat dengan file video porno yang sedang saya download. Tanpa terasa air mata merembes keluar. Faghfirli Ya Allah. Bagaimana saya bisa berdoa untuk meminta petunjukMu, sementara saya saya sedang menyiapkan diri untuk menonton video porno dan video aib seseorang. Ampunilah hambaMu ini Ya Allah. Sepanjang rokaat berikutnya, yang muncul hanyalah perasaan syukur atas nikamt iman, islam, kesehatan, rizki yang halal, keluarga yang baik, namun diselingi dengan penyesalan niat untuk turut mengunduh dan menyebarkan video aib seseorang. Hingga salam, air mata penyesalan terus mengalir betapa saya sadar telah nyaris kufur nikmat dan terjerumus ke hal yang dilarang oleh Allah untuk tidak melihat hal yang haram, apalagi turut serta menyebarkan aib orang lain. Selesai sholat, bacaan istigfar saya tambah sebagai bentuk kesungguhan perasaan menyesal dan semoga Allah mengampuni kesalahan yang nyaris dilakukan. Niat sudah ada dan tindakan sudah dijalankan, walaupun video porno tersebut belum sempat dilihat dan disebarkan. Maha benar Engkau Ya Allah, bahwa sholat itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar sesuai petunjukMu dalam Al-Quran.

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45)

Selesai sholat, saya menuju ke kantin kantor yang menyediakan makan siang untuk karyawan kantor. Bersama teman-teman yang lain saya antri untuk mendapatkan jatah makan siang yang hari ini berupa nasi gudeg lengkap dengan telur coklat, krecek dan 2 kerupuk putih. Tampak di meja yang lain, Nita dan teman-temannya sedang membicarakan kasus video porno artis yang sedang heboh hari ini. Mereka tidak habis pikir bagaimana video tersebut bisa tersebar ke publik. Dalam hati saya hanya berfikir bahwa bila Allah berkehendak membuka  aib seseorang, maka tidak ada satupun yang bisa menutupinya. Namun sebagai seorang muslim, akan lebih baik untuk tidak membicarakan aib orang lain, dan berusahalah untuk menutupi agar Allah kelak menutupi aib kita di akhirat nanti sesuai hadist :

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, Nabi SAW bersabda: “Seorang hamba tidak menutupi aib hamba yang lain di dunia kecuali Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat”. (HR; Muslim)

Saat jam istirahat berakhir, saya menuju ke kembali ke meja kerja untuk mengaktifkan kembali komputer. Kursor mouse saya langsung menuju download manager yang berada di pojok kanan taksbar. Dalam beberapa kali klik Alhamdulillah, file video artis yang telah selesai diunduh telah terhapus dari komputer. Berikutnya saya kosongkan juga Recycle Bin, agar file aib tersebut tidak dapat di-restore. "Hai, mana file pesananku tadi," kata Nita saat dia mendekati meja kerjaku. Dengan jujur saya jelaskan bahwa tadi saya sudah download namun saya hapus lagi karena takut adzab Allah karena turut serta menjadi menyebar aib orang lain. Wajah Nita berubah cemberut dan berkata, "Ah dasar lu sok alim!" Sambil berlalu meninggalkan saya. Ah biarin saja, pikir saya. Dia belum menerima sikap saya. Tetapi saya yakin, Nita juga orang baik, walaupun barusan dia marah sama saya. Nanti juga dia akan baik kembali. ______ Ganbar diambil dari freedigitalphotos.net

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun