Mohon tunggu...
chitania sari
chitania sari Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun Ini Harus Jadi Tahun Penuh Damai Tanpa Kekerasan

2 Januari 2018   21:28 Diperbarui: 2 Januari 2018   21:49 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
healthcarestore.info

Kita semua tahu bahwa kekerasan adalah hal utama dalam terorisme. Mereka  umumnya tergabung dalam kelompok-kelompok ekslusif dan merasa berbeda pandangan atau ideologi dibanding yang lain. Penggunaan ideologi tertentu itu biasanya dijadikan landasan gerakan dan mereka umumnya menyerang pemegang kekuasaan atau penguasa. Umumnya para calon teroris atau simpatisan radikal punya kebutuhan atas hal-hal itu dan kemudian menjadi teroris.

Bila simpatisan (radikal) bergabung di satu kelompok, maka bisa dipastikan bahwa kelompok itu adalah panutan dari seseorang. Dengan bergabung dalam suat kelompok, dia dapat memenuhi kebutuhan akan identitas sosial. Dia adalah jawaban atas kebutuhan diakui.

Kecocokan antara seorang simpatisan radikal dengan kelompoknya akan terjadi jika terdapat kesesuaian-kesesuaian antara keduanya, termasuk nilai-nilai dan pandangan terhadap sesuatu. Jika itu sudah terjadi dengan baik ditambang dengan kecocokan dengan para anggota kelompok termasuk pemimpin kelompok, maka anggota itu akan mengalami totalitas sebagai seorang pribadi. Dia aman karena dia punya satu tempat dan profil yang bisa dijadikan patron. Ini yang terjadi pada anggota dan kelompok-kelompok radikal dan terorisme.

Ironis karena mereka menyerang orang-orang-atau pihak-pihak yang sejatinya mereka sendiri tidak mengenalnya. Hanya saja karena ideologi tertentu itu , mereka memusuhinya dengan total dan ingin menghabisi karena alasan yang tak jelas itu.

Ini terjadi juga dengan beberapa orang yang menyebut dirinya dekat dengan agama atau religius. Mereka sangat jauh dari pemahaman yang baik soal kemanusiaan dan mencintai. Dalam diri mereka muncul amarah dan memendamnya dalam waktu yang relatif lama. Tak jarang mereka membenci, menggugat, protes dan menyingkirkan musuh mereka . Mereka menjadi teroris di hati mereka sendiri karena sudah membunuh rasa cinta terhadap sesama, juga orang-orang yang berbeda ideologi (dan aliran) dengan mereka dan kemudian mereka memusuhi dunia.

 Di tahun-tahun lalu kita tahu kenyataan yang melanda para simpatian radikal dan terorisme dalam aksi-aksi yang sudah diperlihatkannya. Kita juga tahu bahwa aksi-aksi mereka sangat merugikan pihak lainnya.

Demi kemanusiaan dan rasa penghargaan kepada sesama manusia , kita harus terus menerus sadar bahwa kita selalu memelihara rasa kemanusiaan dan saling mencintai sebagai sesama manusia. Karena hakekat mencintai kemanusiaan orang lain sejatinya adalah mencintai diri kita sendiri.

Jadi di tahun baru ini, mungkin kita perlu membangun sebuah resolusi untuk selalu menghargai dan mencintai manusia dan kemanusiaan itu sendiri. Kita masing-masing harus menorehkan keinginan  dalam doa masing-masing kepada Tuhan untuk bisa mewujudkan tahun ini sebagai Tahun damai tanpa kekerasan dan terorisme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun