Mohon tunggu...
Permas Adinda Chintawidy
Permas Adinda Chintawidy Mohon Tunggu... Freelance writer

A homebody with a twist.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Jangan Terburu-buru! Ini Pentingnya Gap Year sebelum Anak Masuk SD

20 Mei 2025   09:00 Diperbarui: 20 Mei 2025   15:19 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belum siap belajar (Sumber: Pexels/Keira Burton)

Pernahkah Anda mempertanyakan, apakah anak Anda benar-benar siap untuk melanjutkan pendidikan ke bangku Sekolah Dasar (SD) setelah menyelesaikan Taman Kanak-kanak (TK)? Di tengah hiruk pikuk persiapan tahun ajaran baru, ada satu opsi yang kerap luput dari perhatian, tetapi bisa jadi sangat bermanfaat, yaitu gap year.

Konsep gap year mungkin lebih familiar di telinga kita sebagai jeda waktu yang diambil setelah lulus SMA atau kuliah. Namun, bagaimana jika ide ini diadaptasi untuk masa transisi dari dunia bermain di TK menuju lingkungan belajar yang lebih formal di SD? Ide ini mungkin masih relatif baru, tetapi bisa memberi banyak manfaat bagi anak-anak. 

Di media sosial, mulai banyak orang tua yang menceritakan keresahan mereka tentang kapan waktu yang tepat mendaftarkan anak ke SD, terutama untuk anak-anak yang lulus dari TK di usia 6 tahun atau bahkan lebih muda. 

Artikel ini akan membahas tentang kesiapan belajar anak sebelum masuk SD, alasan untuk mempertimbangkan gap year, kegiatan yang dapat dilakukan selama gap year, serta tantangan yang mungkin dihadapi.

Memahami Kesiapan Belajar dan Perbandingan Usia Masuk SD

Dilansir dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2017, umur biologis belum tentu bisa menjamin kesiapan anak untuk memulai pendidikan formal di SD. Kesiapan untuk belajar di SD melibatkan seluruh aspek perkembangan anak, yaitu:

  • Aspek fisik, terdiri dari motorik halus dan motorik kasar.
  • Aspek bahasa, baik bahasa reseptif, seperti mampu memahami dan mengikuti instruksi, memahami konsep dasar seperti arah, preposisi, ukuran, dan perbandingan, maupun bahasa ekspresif, seperti mampu membuat kalimat lengkap, dapat menceritakan kembali dengan urutan yang logis, dapat membuat kalimat berisi 10 kata atau lebih, dan dapat bertanya dengan konsep 5W 1H (what, who, when, where, why, and how).
  • Aspek kognitif, meliputi kemampuan menjelaskan suatu benda, mengelompokkan benda sesuai dengan klasifikasi sederhana, menyelesaikan puzzle sederhana, memahami pola, mengenal bentuk dan warna, dan mengetahui konsep waktu.
  • Aspek sosial-emosional, di antaranya mampu menyebutkan identitas diri, berbagi dan bermain bersama, berpisah dari orang tua saat sekolah, bertahan untuk menyelesaikan tugas, mengungkapkan dan mengelola emosi, buang air kecil dan air besar sendiri, dan meminta pertolongan kepada orang dewasa saat membutuhkan.

Dengan demikian, anak dapat dikatakan siap untuk masuk SD jika sudah memenuhi keempat aspek perkembangan di atas. Kesiapan ini juga penting sebagai modal awal agar anak dapat mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi dengan baik di sekolah. 

Tahun 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) masih menerapkan aturan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk calon murid kelas 1 SD di usia 7 tahun, atau paling rendah 6 tahun per 1 Juli. 

Sementara itu, sebagian besar sekolah swasta menetapkan usia minimal 6 tahun untuk penerimaan murid baru kelas 1 SD. Dengan kata lain, anak berusia 6 tahun sebenarnya sudah bisa didaftarkan untuk masuk SD.

Mengingat keunikan setiap anak dan perbedaan dalam ritme perkembangannya, sebagian anak mungkin sudah menunjukkan kesiapan untuk masuk SD pada usia 6 tahun, sementara yang lain memerlukan waktu persiapan yang lebih panjang. 

Melansir dari laman detikcom, psikolog senior sekaligus dosen Universitas Indonesia, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., Psikolog, mengatakan bahwa usia anak untuk mulai bersekolah dapat berbeda-beda tergantung kesiapan setiap anak dan stimulasi yang diterima. Akan tetapi, memang kematangan usia anak rata-rata dimulai pada usia 7 tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun