KH.Kholil Hamid lahir pada tahun 1921, beliau adalah guru sekaligus ulama di Desa Bangsri, kabupaten Jepara. Juga merupakan salah satu tokoh pejuang dalam pendidikan agama islam. Beliau dilahirkan 3 bersaudara dari pasangan Yai Hamid dan Nyai Muhasanah.Â
Kepergian ibunya kerahmatullah saat beliau masih kecil melahirkan tekad bermental baja, pribadi tegas, dan tak gentar menghadapi rintangan.Hal itu dibuktikan dengan semangat juang beliau dalam menimba ilmu hingga bertahun-tahun lamanya.
Beberapa tempat yang pernah beliau singgahi dalam memperdalam ilmu diantaranya ialah yang pertama, Kajen. Bisa dibilang Kajen adalah surganya ilmu dan ilmuwan pada zaman dulu sampai sekarang. Kegigihan dalam mencari ilmu sangat terlihat, karena tidak hanya satu tempat saja melainkan beliau memiliki beberapa guru sekaligus diantaranya ;
1.K.H.Mahfudz, (Ayahanda KH. Sahal Mahfudz) sekaligus menjadi guru AlQur'an mbah Kholil.
2.K.H.Abdul Salam, (Ayahanda dari K.H.Abdullah Salam atau lebih dikenal dengan mbah Dullah Salam) salah satu tokoh yang terkenal alim memiliki sifat wira'i, dan bersahaja.
3.K.H.Mukhtar, ulama' satu ini pernah menjadi guru mbah Kholil hingga beberapa saat. Beliau adalah ayahanda K.H.Ma'mun Mukhtar pengasuh Ponpes Buludana Kajen
Kedua, Jombang. Sebagaimana Kajen semenjak dahulu jombang juga dikenal gudang ilmu dan ulama'. Nama-nama seperti KH.Hasyim Asy'ari dan KH.Wahab Hasbullah merupakan sebagian dari sekian banyak para alim ulama' yang bertempat didaerah tersebut. Salah satu tokoh besar yang pernah menjadi mentor mbah Kholil adalah KH.Romli pendiri sekaligus pengasuh Ponpes Peterongan Jombang.
Ketiga, Kudus. Tempat berdakwah salah satu walisongo tersebut pernah menjadi singgahan mbah Kholil dalam melepas dahaga jiwa.Kemasyhuran K.H.Arwani dalam ilmu Qur'an maupun ilmu qira'at Sab'ahnya ternyata menjadi rasa penasaran mbah kholil untuk menuntut ilmu sekali lagi kedaerah persinggahan terakhir Sunan Kudus ini.Â
Sekembalinya dari menimba ilmu beliau mengabdikan diri melayani masyarakat dengan mengajarkan wahyu suci ilahi. Tujuan lain dari upaya ini ialah menjadi pribadi sholih dan menjadikan seorang tersebut bermanfaat berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain. Baik tujuan tersebut dari sisi moral atau pembelajaran Al-Qur'an secara tekstual ataupun dari sisi tindakan yang meliputi fungsi seseorang sebagai contoh atau panutan serta penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an.
Beliau sangat patut disebut dengan Al-Qur'an berjalan. Karena setiap hari, hidup beliau didedikasikan untuk mengajar dan mengkaji Al-Qur'an.Beliau selalu melafadzkan ayat suci Al-Qur'an dalam setiap aktivitas. Termasuk saat tidur walau mata tertutup mulut beliau selalu bergerak untuk melafadzkan ayat-ayat Al-Qur'an. Ketegasan dan kedisiplinan beliau dalam mengajar telah banyak mengantarkan murid-murid beliau menjadi tokoh, kyai, dan ulama' dibeberapa daerah.
Berdasarkan cerita dari putri sulung  beliau, Ibunda Nyai Hj. Muyassaroh ( Pengasuh Pondok Pesantren Darut Ta'lim ) yang mentasmi'kan hafalan Al-Qur'an langsung dengan beliau KH.Kholil Hamid menyatakan bahwa "Bapak niku pas nyimak kulo 1 juz, menawi wonten ingkang salah sepindah mawon kedah ngulangi maleh sangking awal" begitulah salah satu gambaran ketegasan beliau dalam mendidik putera-puterinya dan para murid-muridnya.
Selain mengajar Al-Qur'an dan Kutubut turots dimasjid dan pesantren Al-Masyhuriyah atau lebih dikenal dengan nama Ponpes Darussalam / Darul Aitam. Beliau setiap subuh berkeliling kampung untuk mengajak masyarakat melaksanakan sholat subuh karena pada zaman itu adzan belum terdengar dirumah-rumah akibat belum adanya listrik didesa Bangsri dan sekitarnya.Â
Mengajar membaca Al-Qur'an ratusan murid yang heterogen bukan perkara yang mudah, mulai dari anak-anak sampai orang tua mengingat pada waktu itu angka buta aksara masih tinggi apalagi perihal membaca Al-Qur'an masih banyak yang belum bisa. Tapi beliau sangat sabar dan bahkan selalu menanyakan jika terdapat salah satu atau beberapa murid yang tidak hadir atau sedang berhalangan untuk mengaji.