Mohon tunggu...
Chika Raka Siwi
Chika Raka Siwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS UTA'45 JAKARTA

HELLO MY FRIENDS!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekilas tentang SARA yang Menjadi Sumber Perpecahan

28 Juli 2022   18:55 Diperbarui: 28 Juli 2022   19:06 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin saat mengatakan ini ibu megawati bermaksud bercanda, namun hal ini sepertinya bukan merupakan hal yang layak untuk dijadikan bahan candaan, terlebih lagi sudah menyangkut ras dan warna kulit. Apa yang salah dengan warna kulit hitam? Padahal sudah sejak dulu Indonesia memiliki perbedaan seperti ini.

"Itu kan benar, tapi kan sudah banyak lho sekarang yang mulai blended menjadi Indonesia banget, betul, rambutnya keriting, karena kan Papua itu pesisirannya itu banyak pendatang, sudah berbaur," urai Mega.

Kata “Indonesia banget” seharusnya tidak boleh diucapkan. Bukankah papua merupakan bagian dari Indonesia? apa jika mereka memiliki warna kulit yang berbeda lantas mereka bukan bagian dari Indonesia? padahal sebelumnya beliau menyebutkan semboyan bhineka tunggal ika, namun seperti tidak mengerti maksud dari semboyan tersebut hingga terucap lah kata-kata seperti itu.

Lebih sangat disayangkan lagi yang berbicara adalah mantan presiden Indonesia sendiri yang seharusnya sangat mengerti bahwa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan ras sehingga sangat wajar jika terdapat perbedaan warna kulit seperti itu.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa saya ambil dari topik yang saya bahas adalah kita hidup di tengah masyarakat yang heterogen dan bersifat majemuk. Kita dengan tetangga sebelah rumah pun bisa saja memiliki perbedaan yang sangat banyak seperti asal suku, agama, ras, dan lain sebagainya. 


kita sebagai warga Indonesia yang seharusnya sudah terbiasa dengan perbedaan tersebut harus lebih bisa menghargai perbedaan antar manusia. Terlebih lagi di zaman sekarang ini tekhnologi sudah semakin canggih, kita bisa mendapatkan banyak informasi mengenai apapun yang terjadi di dunia ini. 

Namun jangan sampai kita menyalahgunakan kemudahan tekhnologi seperti menyebarkan hoax, ujaran kebencian, bahkan melakukan tindakan SARA di media sosial. Kita harus selalu berpikiran terbuka dan menerima perbedaan. Walaupun mungkin akan ada perbedaan yang tidak bisa kita setujui, setidaknya kita tidak boleh mengejek atau menghina perbedaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

(t.thn.). Diambil kembali dari https://kknews.org/2021/07/19/memahami-konflik-muslim-uighur-di-china/

Amelia, L. (2021, 06 10). Konflik SARA di Indonesia. Diambil kembali dari kompasiana: https://www.kompasiana.com/lolaamelia/5ee318e3d541df09bd05bb24/konflik-sara-sebagai-masalah-sosial-di-indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun