Mohon tunggu...
Chika Raka Siwi
Chika Raka Siwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS UTA'45 JAKARTA

HELLO MY FRIENDS!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekilas tentang SARA yang Menjadi Sumber Perpecahan

28 Juli 2022   18:55 Diperbarui: 28 Juli 2022   19:06 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerusuhan di Sambas, Kalimantan Barat

Kerusuhan ini sudah berlangsung sejak tahun 1950-an, khususnya konflik antara suku Madura dan suku Dayak. Hubungan antar suku di wilayah Kalimantan Barat memang pada umumnya tidak dapat berlangsung baik, khususnya antara suku pendatang dan suku asli. Kerja sama dalam aktivitas sosial seperti gotong royong dan sebagainya jarang terjadi. Hal ini tidak terwujud karena adanya konflik kultural maupun pola pemukiman yang tersegrasi secara eksklusif.

Kerusuhan di Mataram NTB

Kasus ini terjadi pada sekitar tanggal 17 Januari 2000 yang disebabkan oleh provokasi dari para oknum tertentu yang menyebabkan terjadinya kerusuhan di wilayah tersebut. Konflik ini juga merupakan salah satu dampak dari fanatisme agama terutama islam yang bertentangan dengan agresifitas penyebaran agama kristen, yang pada akhirnya memicu konflik.

Contoh konflik SARA di negara lain

Konflik Uighur


Berita mengenai kekerasan yang dialami oleh etnis muslim Uighur di China kini semakin menarik perhatian banyak kalangan dan beritanya sudah menyebar ke banyak negara. Ternyata kekerasan yang dialami oleh etnis Uighur di China bukanlah hal yang baru-baru ini terjadi melainkan sudah terjadi sejak lama bahkan sejak China masih dizaman kekaisaran. 

Konflik etnis Uighur ini semakin menarik perhatian masyarakat muslim di seluruh dunia.

Hal ini terjadi karena tindakan yang dilakukan oleh pemerintah China yang menangkap lebih dari 1 juta masyarakat muslim Uighur dan menempatkan mereka ke dalam kamp pengungsian yang lebih mirip seperti penjara. Pemerintah China mengklaim hal ini dilakukan bertujuan untuk mencegah tindakan radikallisme dan terorisme. Tujuan lain penahanan warga Uighur dimaksudkan untuk pelatihan kejuruan kepada etnis Uighur.

Pemerintah China juga memperketat pengawasan dengan menambahkan jumlah polisi, membangun pos jaga dengan kamera cctv yang terpasang dimana-mana di daerah Xinjiang. Pemerintah Xinjiang bahkan melarang masyarakat Uighur untuk menumbuhkan jenggot dan memakai kerudung. Hingga pada tahun 2018 PBB menyerukan pembebasan kelompok etnis Uighur yang ditahan di kamp pengungsian. 

Namun China masih mempertahankan kamp tersebut dan kasus kekerasan terhadap etnis uighur masih berlanjut hingga kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun