Mohon tunggu...
Chiavieth Annisa
Chiavieth Annisa Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

https://play.google.com/store/apps/details?id=Blogger+&referrer=utm_source%3DGeogle%2B%26utm_medium%3DEmail%26utm_term%3DKepenulisan%2B%26utm_content%3DInfo%2Bmenulis%26utm_campaign%3DInfo%2Bkepenulisan%2B%26anid%3DadmobU

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serenade Asmara di Tepian Waktu

5 Mei 2024   22:12 Diperbarui: 5 Mei 2024   22:20 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perjalanan cinta Karin dan Adrian berkelana melintasi lautan yang biru dan langit yang luas. Mereka menemukan keajaiban dalam detik-detik kecil dan magis yang terjadi di setiap perjalanan mereka. Dalam gemetar hati dan bibir yang berbisik sanjungan, mereka memahami bahwa makna cinta sejati tersembunyi di antara kata-kata yang hampa.

 

Karin memetik bunga-bunga harapan, menyusunnya dalam buket cinta yang memancarkan keindahan tersembunyi. Herba-hara kehidupan mereka menjadi pelangi yang menyinari jalan yang mereka tempuh. Di tengah air mata dan tawa yang mengalir bersama, mereka melalui pintu-pintu tak terlihat menuju dermaga cinta yang menunggu di ujung perjalanan ini.

 

Saat goresan pena menari di atas kertas, alur cerita mereka tetap mengalir dengan lembut dan mengisyaratkan kehidupan yang penuh warna. Dalam sunyi dan keramaian, mereka terus menelusuri makna eksistensi dan bernyanyi dalam irama perjuangan yang menggema.

 

Dan cerita ini, sebuah jendela kehidupan yang abadi, berbicara tentang perjalanan yang tak pernah berakhir dan cinta yang selalu merenda. Di sini, kata-kata menjadi puisi dan detik-detik menjadi kata-kata. Melalui kemunafikan rindu dalam iris mata, mereka tahu bahwa kehidupan ini hanya bagian kecil dari rahasia yang tak terucapkan.

 

Dalam perjalanan yang luas ini, cinta tetap menjadi benang merah yang melintasi batas-batas dan melintas di antara waktu yang tanpa batas. Kehidupan adalah tarian yang terus berputar, dan Karin dan Adrian mengikuti irama yang tak terduga ini dengan penuh keberanian dan keyakinan. Mereka menyadari bahwa merenda cinta melintas budaya adalah seperti menari di puncak gunung, tugas yang memerlukan keberanian dan kesadaran sangat dalam.

 

Namun, kata-kata tak pernah cukup untuk melukiskan keindahan dan kompleksitas sebuah cerita, karena kehidupan adalah lebih dari sekumpulan huruf yang diatur dengan rapi. Ia adalah keajaiban tak terlukiskan yang terus mengalir dan menemukan makna pada setiap jengkal perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun