Mohon tunggu...
Chiavieth Annisa
Chiavieth Annisa Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Kenapa bercerai? "Anna, ini surat cerainya, kamu tinggal tanda tang... Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah : https://read.kbm.id/book/read/82d6fdcb-4cc0-45a3-988e-fa2598e8401a/b0fefe4b-0f92-4e4a-ac56-0793fcad5fa3

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bingkisan Ramadhan yang Membuka Hati

2 April 2024   06:44 Diperbarui: 2 April 2024   06:58 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

Namun, ada satu keluarga yang membuatku terkejut. Ketika aku mengantarkan bingkisan Ramadhan ke rumah mereka, aku melihat seorang anak kecil terbaring lemah di tempat tidur. Ibunya memberitahuku bahwa anak itu sedang berjuang melawan penyakit yang serius. Hatiku terenyuh.

 

Kusempatkan duduk di samping sang anak dan memberikan bingkisan Ramadhan kecil yang khusus kusiapkan untuknya. Kusaksikan senyum kecil terukir di wajahnya saat ia membuka bingkisan itu. Namun, ada yang mengejutkan. Ia mengambil sesuatu dari dalam bingkisan dan memberikannya padaku.

 

Terkejut kurasakan saat melihat selembar surat kecil yang kupersembahkan. Dengan lembut ia berkata, "Kakak, kuingin kau tahu betapa berharganya surat-surat ini bagiku. Mereka memberiku kekuatan dan harapan untuk terus berjuang. Kuingin kau tahu bahwa kau telah membuat perbedaan dalam hidupku."


 

Air mata mengalir di pipiku saat aku menyadari betapa pentingnya tindakan kecil seperti menulis surat-surat itu. Kurasakan kehangatan dan rasa syukur dalam hatiku karena diberi kesempatan untuk menciptakan perbedaan dalam hidup orang lain.

 

Saatnya aku menyadari bahwa bingkisan Ramadhan yang kusiapkan bukan hanya untuk memberikan harapan dan kebahagiaan kepada orang lain, tetapi juga untuk membuka hatiku sendiri. Aku belajar bahwa memberi dengan tulus adalah anugerah yang tak ternilai.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun