Mohon tunggu...
Chevaza Aura Hana Pratiwi
Chevaza Aura Hana Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28 Jakarta || XI IPS 1

Bukan penulis handal 📇

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Bangkitnya Budaya Jawa dalam Mahakarya Millenial

30 Agustus 2020   16:18 Diperbarui: 30 Agustus 2020   16:25 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa itu budaya? Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Budaya berkembang seiring kemajuan peradaban manusia di bumi, diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. 

Budaya terbentuk dari banyak unsur, seperti sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Namun, artikel kali ini akan difokuskan kepada unsur karya seni saja. 

Berbicara tentang kebudayaan, pastinya tidak terlepas dari negara kita Indonesia yang sangat kaya akan kebudayaan. Terbentang dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah memiliki budayanya masing-masing yang tentunya sangat indah dan beragam. Diantara 1340 suku bangsa yang mendiami Indonesia, salah satunya ada suku Jawa. Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta.

Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari-hari. Budaya Jawa juga menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Faktanya budaya Jawa termasuk salah satu budaya di Indonesia yang paling banyak diminati di luar negeri. Beberapa budaya Jawa yang diminati di luar negeri adalah Wayang kulit, Keris, Batik, Kebaya, dan Gamelan. 

Budaya Jawa didominasi oleh warisan leluhur yang muncul akibat banyaknya pusat kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di Pulau Jawa pada masa lalu, salah satunya Kerajaan Majapahit. Seperti yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya, budaya di pembahasan ini akan terfokus pada karya seni.

Di masa pandemi ini, generasi millenial yang normalnya melakukan banyak kegiatan di luar rumah terpaksa harus diam di rumah sebagai usaha untuk menghentikan virus covid-19. Dengan kondisi seperti ini lah muncul berbagai ide kreatif dari pemikiran para generasi muda saat sedang diam di rumah. 

Didukung kecanggihan, platform, dan media sosial yang ada, maka sangat mudah bagi para anak millenial untuk melahirkan mahakarya-mahakarya yang dapat diapresiasi oleh khalayak luas. Penikmat karyanya pun tidak hanya orang-orang di dalam negeri, bahkan hingga masyarakat internasional pun ikut menikmatinya. Karya yang dilahirkan pun beraneka ragam bentuknya, seperti sastra, seni rupa, hingga musik.

Karya-karya fantastis yang dilahirkan selalu memiliki sesuatu yang unik didalamnya. Hal itu tentunya dilakukan oleh para pecipta karya untuk menarik atensi publik agar mau menikmati karyanya.

 Akhir-akhir ini banyak para seniman atau pencipta karya yang memberikan sentuhan budaya Jawa didalamnya dan nyatanya sukses menarik atensi publik yang begitu besar. Mulai dari ilustrator yang memadupadankan karakter modern dengan pakaian adat Jawa hingga sastrawan yang membuat kutipan dari aksara Jawa.

Semua itu dilahirkan dari pemikiran generasi millenial yang sering dianggap sebagai generasi kebarat-baratan. Kebudayaan Jawa yang dulu acap dikenal kuno dan ketinggalan jaman sudah berubah menjadi sebuah nilai estetika dalam suatu karya seni yang terkesan mewah.

Bahkan, dunia permusikan pun ikut terkena fenomena ini. Tak pernah terpikirkan sebelumnya bagaimana jika genre musik modern EDM diberikan sentuhan gamelan dan tembang didalamnya.

Ide brilian ini pun muncul di benak para pemusik muda seperti Weird Genius dan Alffy Rev. Dengan memanfaatkan platform Youtube, mereka mempublikasikan mahakarya yang berjudul Lathi dan Mother Earth. 

Tema yang diangkat pada lirik serta music videonya pun sangat berhubungan erat dengan isu-isu terkini, sehingga para generasi millenial pun tertarik untuk mendengarkannya. 

Sukses trending di Youtube dalam waktu singkat dan berhasil menembus berbagai platform sosial media menjadi gambaran bahwa generasi millenial pun masih sangat mengapresiasi budayanya sendiri. Tidak hanya booming di dalam negeri, penyanyi luar negeri pun banyak yang berbondong-bondong menyanyikan kembali lagu ini. 

Sebagian besar liriknya yang dikemas dalam bahasa Inggris membuat lagu ini lebih muda diterima oleh masyarakat internasional, walaupun pada bagian reff ada penggunaan bahasa Jawa. Ternyata sepenggal lirik berbahasa Jawa itu justru membuat orang-orang terpukau akan kesan magis yang indah. Filosofi Jawa memang sarat akan arti kehidupan.

Walaupun kondisi dunia sedang mengalami keterbatasan seperti ini, tidak membatasi para generasi millenial untuk tetap berkarya walaupun dari rumah. 

Memanfaatkan teknologi untuk melestarikan budaya leluhur dan memperkenalkannya kepada dunia agar dunia semakin melihat keindahan Indonesia bukanlah suatu hal yang sulit untuk dilakukan oleh generasi muda. Masih ada ribuan kebudayaan di Indonesia yang belum diperkenalkan kepada dunia. 

Jika budaya Jawa saja sudah dapat menyentuh taraf internasional, tidak menutup kemungkinan kebudayaan dari suku bangsa lainnya di Indonesia juga dapat menyusul kesuksesannya. Jika bukan kita para generasi muda, siapa lagi yang akan melestarikan budaya ibu kita sendiri?

SUMBER:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Jawa

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Jawa

Tiktok

Pinterest

YouTube

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun