Manusia merupakan makhluk yang mendapat anugerah berupa akal, dan perasaan. Berbagai bentuk perasaan pun menyelimuti kehidupan manusia.
Marah, merupakan salah satu bentuk emosi spesifik yang seringkali dianggap negatif oleh orang awam. Padahal, beberapa hal dari dampak buruk yang terjadi bukan karena emosi itu sendiri melainkan cara pengendalian yang kurang tepat sehingga output yang didapat kurang nyaman.
Banyak orang yang menyimpulkan bahwa emosi amarah merupakan salah satu sumber dari suatu masalah, sehingga cenderung kerap kurang diterima. Dalam hal ini, anger management yang baik, serta beberapa proses tahapan hingga waktu juga diperlukan.Â
Jika dirasa mengalami keadaan dimana sedang tersulut emosi, hal yang bisa dilakukan pertama kali ialah, feel the emotion. Tidak mudah untuk menerima suatu perasaan yang menganggu diri serta rasa tidak nyaman, tetapi dengan mencoba merasakan, menerima dan memberi waktu sejenak untuk memahami perasaan yang sedang terjadi, dapat membuat diri lebih tenang, dan dapat berpikir secara lebih rasional.
Saat marah, tubuh akan mengalami perubahan yang dapat ditandai dengan detak jantung yang berdegup kencang, tekanan darah yang semakin meningkat, serta otot yang kaku. Hormon juga turut berperan akan respons stress dalam tubuh. Keadaan tersebut dapat diatasi dengan melakukan teknik pernapasan yang benar. Pernapasan secara tepat dapat membantu proses dalam pengrelaksasian, dan dapat menurunkan kadar stres yang berlebih. Salah satu teknik pernapasan yang dianjurkan yakni, pernapasan diafragma.
Melansir dari Jurnal , The Effect of Diaphragmatic Breathing on Attention, Negative Affect and Stress in Healthy Adults. (2017), Â sejumlah penelitian dalam psikologi kesehatan menunjukkan bahwa pernapasan diafragma merupakan teknik relaksasi yang efektif dalam pengobatan komplementer, dengan efek menguntungkan pada kesehatan fisik dan mental. Didukung oleh hasil yang menunjukkan bahwa efek merugikan dari stres dan emosi negatif dapat dilawan dengan berbagai bentuk teknik pernapasan, meditasi, dan relaksasi serta dengan yoga. Juga bahwa pernapasan diafragma dapat memberikan peningkatan emosional sebagai efek perawatan kesehatan potensial pada sukarelawan sehat.
Ketika keadaan sudah membaik, emosi dapat disalurkan dengan mengkomunikasikan hal yang dirasa kepada lawan bicara, ataupun orang terdekat. Dengan mencoba mengutarakan situasi ataupun perasaan, dapat membantu meluapkan perasaan kacau ataupun tidak nyaman yang sedang dialami. Selain dengan perantara orang lain, bentuk penyaluran emosi bisa melalui tulisan. Dengan menggunakan media penyaluran berupa tulisan, seseorang akan mendapatkan efek terapeutik yang baik, dan disisi lain dapat memantau perkembangan emosi sehingga bisa menjadi bahan evaluasi dalam diri untuk lebih baik kedepannya.
Oleh karena itu, dengan penerimaan dan pengelolaan emosional yang tepat, semua bentuk emosi dapat menjadi warna yang baik dalam proses pengiringan kehidupan.