Mohon tunggu...
Cheeqa
Cheeqa Mohon Tunggu... -

Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Nature

Setelah Space Shuttle, Apa Lagi?

22 Juli 2011   03:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:29 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah sukses menjalani misi 13 hari-nya, akhirnya Pesawat Ulang Alik Atlantis berhasil mendarat kembali di Bumi, tepatnya di landas pacu milik Shuttle Landing Facility NASA, Kennedy Space Center Florida, pada tanggal 21 Juli 2011 pukul 5:57 pagi waktu setempat.

Pada misi terakhirnya ini, kru STS-135 mengantarkan lebih dari 9400 pound (4,26 ton) suku cadang dan perbekalan lainnya, yang dibawa dengan modul logistic serba-guna bernama Raffaello, untuk Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS). Perbekalan yang dibawa tersebut termasuk juga 2677 pound (1,21 ton) makanan. Perbekalan tersebut diharapkan dapat mendukung kebutuhan operasional untuk Stasiun selama setahun ke depan. Raffaello, yang berukuran panjang 21 kaki (6.40m) dan berdiameter 15 kaki (4.57m), membawa kembali hampir 5700 pound (2,58 ton) material-material yang tidak dibutuhkan lagi dari stasiun angkasa luar ISS.

Pendaratan Pesawat ulang alik Atlantis ini menandai berakhirnya era Pesawat Ulang Alik Angkasa Luar NASA yang telah berlangsung selama 30 tahun. Program yang diawali oleh peluncuran pesawat ulang alik Columbia pada tanggal 12 April 1981 tersebut telah mencatat pencapaian-pencapaian yang luar biasa. Pesawat-pesawat yang dimulai dari Columbia, Challenger, Discover, Atlantis, dan Endeavour telah berulang kali berhasil membawa manusia ke orbit, meluncurkan, menangkap kembali, dan memperbaiki satelit-satelit, melakukan riset-riset mutakhir, dan membangun konstruksi paling besar di luar angkasa, Stasiun Angkasa Luar Internasional (International Space Station – ISS).

Sangat tingginya biaya yang dibutuhkan untuk setiap misi luar angkasa, membuat pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk menutup program peluncuran pesawat ulang alik tersebut. Biaya peluncuran yang sangat tinggi juga membuat NASA tidak sanggup untuk melakukan misi lainnya untuk tujuan penjelajahan luar angkasa oleh manusia, sambil tetap mengoperasikan peluncuran pesawat ulang alik. Penghentian program pesawat ulang alik ini diharapkan mampu membuka jalan bagi NASA untuk meluncurkan system baru yang mampu mendukung misi manusia ke Bulan, Mars, dan ke tempat-tempat yang lebih jauh lagi.

Selanjutnya, NASA berharap dapat membantu pihak-pihak swasta di Amerika Serikat agar mereka mampu untuk menerbangkan orang-orang ke Stasiun Angkasa-Luar Internasional (ISS) secara komersil. Saat ini lima perusahaan di Amerika Serikat telah bergabung dalam Commercial Crew Development Program (Program Pengembangan Kru Komersil) senilai $ 50 juta yang diselenggarakan oleh NASA, yang akan diteruskan pula dengan program lanjutan senilai $ 200 juta.

Maka saat ini, Rusia menjadi satu-satunya negara yang menyelenggarakan transportasi kru dari bumi ke Stasiun Angkasa Luar – dengan biaya $ 51 juta per kursi – sampai perusahaan-perusahaan Amerika Serikat ikut serta dalam pekerjaan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun