Saya pernah mendengar keluhan seorang dekan, ada undangan ke Jakarta dari Kementerian dalam rangka kepentingan fakultas, SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) nya harus dikeluarkan Rektor. Ternyata SPPD nya tidak turun, dan akhirnya tidak jadi berangkat.
Bahkan ada suatu rencana program fakultas, sudah disetujui di MWA, sampai ke Rektor mengendap terus, akhirnya tidak turun. Menurut kabar itulah salah satu sebab, beberapa  dekan tidak mendukung calon Rektor yang dijagokan Prof.Runtung. Mereka mempersiapkan calon dikalangan kolega mereka sendiri para dekan senasib dan akhirnya menang.
Bagi Muryanto, jangan mengulangi kebijakan yang keliru dan salah kaprah. Profesional saja sesuai dengan aturan, mekanisme, kebutuhan, dan yang penting dibicarakan bersama (partisipatory). Â Program dan kegiatan yang baik dan meningkatkan performance USU yang sudah dilakukan oleh Rektor lama jangan diabaikan begitu saja. Teruskan jika memang bermanfaat untuk kemajuan USU. Karena pembangunan itu proses berkelanjutan.
Tetapi jika ada yang berbau korupsi, penyalahgunaan wewenang, nepotisme tidak boleh ditolerir. Harus diputus  mata rantainya. Tuntaskan sampai tidak ada lagi sisa temuan baik dari BPK, BPKP yang tidak diselesaikan bertahun-tahun. Karena kasus-kasus itu akan terus dipersoalkan setiap pemeriksaan berikutnya.
Mereka -- mereka yang selama ini, tidak memilih Muri tidak usah di kotak katik lagi sikap dan pilihan mereka. Ajak bekerja sama secara profesional, jika tidak mau, dan menarik diri dari aktivitas kampus, silahkan. Sepanjang kewajiban mereka sebagai dosen tetap dilakukan. Jika tidak, jangan segan terapkan aturan.
Muri tidak perlu membuat rejim baru, menggalang kekuatan untuk persiapan menjadi Rektor periode kedua, 5 tahun mendatang. Jika kesana arah kebijakan dan program Rektor, percayalah kasus-kasus pergantian Rektor akan berjalan ricuh, heboh, Â dan USU sebagai lembaga Perguruan Tinggi, akan menjadi Lembaga Perguruan Silat sebagaimana yang disebutkan Dr.dr.Umar Zein dalam artikelnya soal USU.
Bekerjalah dengan semangat Ridho Allah, untuk kemajuan dan kecerdasan bangsa. Jika Allah SWT berkehendak untuk melanjutkan kepemimpinan, tidak ada yang bisa menghalanginya. Tetapi jika untuk kepentingan mempertahankan kekuasaan, maka kekuasaan itu ada ujungnya. Ada akhirnya. Jika akhirnya tidak berkah, tidak happy, maka itu semua akan menjadi hari-hari kehidupan  yang tidak nyaman, serba salah, menyesal, dan akhirnya penyakit pun banyak datang. Tidak ada teman yang datang yang dulu sangat memuja. Jika Iman tidak kuat, bias-bisa menjadi orang yang merasa tidak lagi berarti dalam hidup ini.
Beratnya hambatan yang Muri hadapi untuk menjadi Rektor USU, menjadi pelajaran yang berharga untuk mengetahui watak  manusia terdidik sekalipun. Tantangan kedepan tidak mudah. Jawablah itu semua dengan kerja keras, dan kerja nyata. Tidak perlu pakai pencitraan. Sebagai administrator akademik, pembangunan, tata laksana organisasi dan SDM, kata kuncinya mampu mengambil keputusan yang menyelesaikan masalah (solutif), walaupun tidak mungkin memuaskan semua pihak. Saat akan memuaskan semua pihak, saat itulah keputusan tidak dapat dilakukan.  SELAMAT BEKERJA REKTOR USU MURYANTO AMIN