Seekor tikus kecil berjalan menyusuri sore di sebuah hutan belantara. Langkah si tikus terendus oleh seekor serigala. Di mata serigala, tikus kecil terlihat sangat menarik. Menarik untuk dijadikannya santapan.
"Hai tikus kecil! Mau kemana? Maukah kau menemaniku makan siang di ruang bawah tanah sana?" Serigala menunjuk sebuah lubang diantara akar pepohonan besar.
"Oh..betapa baiknya kamu wahai serigala. Tapi.. Aku sudah punya janji untuk makan siang dengan Gruffalo." "Gruffalo? Siapa dia?" "Gruffalo! Kamu tak mengenalnya?" "Dia punya taring panjang di sela-sela giginya. Dan.. cakar yang kuat. Dan..gigi yang super tajam menyembul keluar diantara celah bibirnya.." Belum selesai tikus kecil bercerita, serigala cepat-cepat memotongnya. "Kalian akan makan siang di mana?" "Di sini. Tepat disamping pepohonan dimana dibawahnya kamu berlindung. Dan makanan favoritnya adalah..ehmm.. serigala panggang." "Haaa? Serigala panggang? Oww tidaak.. selamat tinggal tikus kecil." Secepat kilat, serigala berlari 'menyelamatkan diri'. "Serigala bodoh. Semua juga tahu, tak ada makhluk yang bernama Gruffalo di dunia ini." Tikus kecil melanjutkan perjalanannya.
***
Burung hantu yang tengah terbang mengelilingi rimba melihat tikus kecil dari kejauhan. Woww.. Tikus kecil nan gemuk itu pasti akan terasa gurih dilidahku. Gumannya dalam hati.
"Hai tikus kecil! Mau kemana?" "Hai juga burung hantu." Jawab tikus kecil sambil melambaikan telapak tangannya ke arah burung hantu yang terbang rendah di atas kepalanya. "Maukah kamu menemaniku minum teh di atas ranting?" "Ohh..burung hantu sungguh baik hatimu. Sayang sekali aku sudah punya janji untuk minum teh bersama Gruffalo." "Gruffalo? Siapa dia?" "Gruffalo! Kamu tidak mengenalnya?" Burung hantu menggeleng tanpa ekspresi. "Dia punya lutut yang kasar menonjol. Dan..kuku jari kakinya panjang menyeramkan. Dan.. di hidungnya bertengger sebuah kutil berwarna hijau yang beracun. Dan.." "Dan dimana kau akan bertemu dia?" Cepat-cepat burung hantu memotong kalimat tikus kecil. "Di sini. Di tepi sungai ini. Dan makanan favorit Gruffalo adalah es krim burung hantu." "Haa? Es krim burung hantu? Twiitt..twoo..twitt twoo.. Selamat tinggal tikus kecil!" Tanpa berfikir panjang lagi, burung hantu pun segera berlalu. "Burung hantu bodoh. Semua juga tahu, tak ada makhluk yang bernama Gruffalo di dunia ini." Ditinggalkannya tepian sungai itu. Dengan bersiul ringan, tikus kecil meneruskan perjalanannya.
***
Sssssshh..ssssshh..
Seekor ular phyton mendesis-desis diantara tumpukan potongan kayu. Ular phyton dapat mengendus aroma segar dari seekor tikus. Hmm.. Sebentar lagi perutku yang kosong ini akan terisi. Matanya berbinar-binar gembira. "Hai tikus kecil! Mau kemana? Sudikah kau datang ke pestaku?" "Ohh hai ular phyton. Wahh tak kusangka aku bisa bertemu ular sedermawan kamu. Tapi sayang sekali. Aku sudah ada undangan ke pestanya Gruffalo." "Gruffalo? Siapa dia?" "Gruffalo! Kamu tidak mengenalnya?" Ular phyton memutar-mutar kedua bola matanya. "Dia memiliki mata besar berwarna oranye. Dan..lidahnya yang hitam legam senantiasa menjulur kemana-mana. Dan..bila kau lihat punggungnya akan nampak duri-duri tajam berwarna ungu. Dan.." "Dimana kau akan bertemu dengannya, tikus kecil?" Ular phyton tak mau mendengar cerita tikus kecil lebih lanjut. Baginya, Gruffalo adalah makhluk yang sangat menjijikkan. "Di sini. Di dekat danau ini. Dan makanan favoritnya adalah orak-arik daging ular." "Haa? Orak-arik daging ular? Ohh tidaak..lebih baik aku sembunyi sekarang. Selamat tinggal tikus kecil." Dan..ssssh..ssssh.. Secepatnya ular phyton mencari tempat persembunyian yang aman diantara tumpukan kayu. "Ular phyton bodoh. Semua juga tahu, tak ada makhluk yang bernama Gruffalo di dunia in...."
Tapi wooops..oh dear, oh my goodness..makhluk apakah ini? Dia punya lutut kasar yang menonjol. Bermata oranye dengan taring panjang menyembul dari celah bibirnya. Lidahnya yang hitam menjulur kemana-mana. Dan oh..itu kutil hijau diatas hidungnya. Beracunkah? Dan punggungnya? Duri-duri tajam berwarna ungu itu tampak menancap di sana.
Oh tolong, apa yang harus aku lakukan. Pekik tikus kecil dalam hati. Ternyata Gruffalo nyata. Tak hanya ada dalam imajinasiku.
"Ekekkekee..makanan favoritku." Kekeh Gruffalo ketika dia memergoki tikus kecil sedang menatapinya dengan pandangan 'aneh'.
"Kamu terlihat sangat menggairahkan hehhh...ekekeke. Pasti sangat nikmat bila kau kumakan bersama sepotong roti dan segelas susu..ekekekke." Gruffalo tak henti-hentinya terkekeh sambil menjulurkan lidah hitamnya. "Nikmat? Eits tunggu dulu Gruffalo. Jangan bilang aku ini nikmat. Asal kamu tahu. Aku adalah penguasa hutan ini. Semua binatang yang ada di hutan ini, tunduk dan takut padaku. Jalan saja di belakangku. Kau akan melihat bagaimana binatang-binatang itu akan lari tunggang-langgang begitu melihatku." "Well..well..well.. Mana coba? Berjalanlah tikus kecil! Aku akan mengikutimu dari belakang. Ingin kubuktikan jikalau kau tidak sedang berbohong padaku.
Tikus kecil berbalik arah. Di susurinya jalan-jalan dimana dia bertemu ular phyton, burung hantu dan serigala.
***
Setelah berjalan beberapa jengkal Gruffalo membuka suara.
"Aku mendengar suara desisan...ssssshh..ssssh..di ujung sana." "Itu ular phyton!" Sahut tikus kecil. Ular phyton yang sedang mengintip dibalik tumpukan kayu, mendelikkan kedua matanya. "Hai ular phyton!" Tikus kecil mengerlingkan matanya dan dengan jarinya, ia menunjuk Gruffalo. "Ohh..crumbs. Jadi kau benar-benar akan pergi ke pesta dengan Gruffalo.. Kabuuur..!" Ular phyton menenggelamkan kepalanya ke dalam tumpukan kayu. Berharap Gruffalo tak akan mengacak-acaknya.
"Nah Gruffalo, kamu lihat kan? Ular phyton yang besar itu amat takut kepadaku."
"Ekekekee..amazing." Kata Gruffalo.
Mereka melangkah lebih jauh lagi. Menuju tepian sungai.
"Aku mendengar suara twiittthooo..twiitthooo dari balik dahan. Apakah itu, tikus kecil?" "Ohh itu burung hantu." Burung hantu yang sedang tidak siap menerima kedatangan Gruffalo tampak sangat ketakutan. Hanya sekali lirik, burung hantu langsung mengucap selamat tinggal. "Haaa? Kau benar-benar akan minum teh bersama Gruffalo?" "Dadaaaaah tikus kecil. Semoga harimu menyenangkan.." Wussssh.. dengan tenaga tambahan, dikepakkannya sayap menjauhi Gruffalo dan tikus kecil.
"See.. Si burung besar itu takut sekali kepadaku. Masih tak percayakah kamu akan kehabatanku sebagai penguasa hutan ini?"
"Ck..ck..ck.. Ruaaarr biasa." Gruffalo berdecak kagum.
Laju langkah mereka terus berlanjut meninggalkan tepian sungai. Gruffalo menangkap sesuatu di telinganya.
"Suara apa itu tikus kecil. Aku mendengar tip tap tip tap diujung jalan sana." "Oh itu serigala sedang mencari mangsa." "Hai serigala! Sedang apa kau di sini? Maukah kau bergabung bersamaku dan Gruffalo?" Serigala menyeringai sedetik. Setelah itu ia menatapi sosok Gruffalo yang begitu menyeramkan di matanya. Hmmm..ternyata tikus kecil tidak bohong. Dia akan makan siang bersama dengan Gruffalo. Dan makanan favoritnya adalah.. Serigala panggang. Whoaaaa..alamak.. lebih baik aku pergi sekarang juga sebelum Gruffalo menjerat kakiku. Off he run..
"Hai, serigala tunggu dulu! Kamu benar-benar tak ingin makan siang bersamaku?"
"Tidak..tidak.. Terimakasih tikus kecil."
Sekarang tikus kecil membalikkan badannya menatap tajam ke arah Gruffalo.
"Nah, Gruffalo kamu bisa lihat sendiri kan kehebatanku? Semua binatang di hutan ini takut dan segan kepadaku. Dan asalkan kamu tahu ya Gruffalo..sekarang ini perutku mulai berbunyi. Sepertinya ia minta segera diisi. Dan..ehmmm.. makanan favoritku adalah Gruffalo crumble.."
"Haa? Gruffalo crumble? Tidaak tikus kecil..jangan.."
Gruffalo yang sudah melihat dengan mata kepala sendiri betapa digdayanya tikus kecil itu, tampak ketakutan. Diapun lari terbirit-birit.
***
Hening dan sunyi. Seekor tikus kecil tampak duduk di atas batu kecil di sebuah hutan belantara. Sepotong kacang yang dia pungut diantara dedaunan yang berserakan di tanah terasa begitu nikmat di mulutnya.
** THE END**
*ilustrasi : arisete.deviantart.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI