Kemajuan dunia digital membawa manusia untuk memiliki kecanduan akan hanphone. Terbukti dengan mengobrol dengan orang di sekitar tetapi masih bermain hanphone dan melihat chatingan.Â
Orang lebih tertarik mengobrol dengan orang yang jauh dibandingkan dengan yang ada di sekitar. Persoalan ini menjadi permasalahan social yang sering terjadi.Â
Keseringan mengunakan hanphone dapat membuat kita tidak konsentrasi saat melakukan kegiatan, masih penasaran denga nisi hanphone seperti siapa yang chat, yang komentar story dan sebagainya.Â
Ada hal yang menarik ketika di kota sebesar Jakarta, anak-anak masih ingin untuk hidup di asrama yang pengunaan hanphonenya dikontrol. Pada saat tertentu saja diperbolehkan mengunakan hanphone. Yang ada mereka hanya bergulat dengan buku yaitu membaca buku.Â
Kemudian waktu untuk jalan-jalan keluar untuk berkumpul Bersama teman-teman di tempat yang ramai juga hampir tidak ada saat dalam waktu belum libur. Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Menurut saya, anak-anak ini akan mendapatkan masa depan yang cerah di kemudian hari.
Tinggal di asrama
Hidup di asrama lebih menekankan relasi dengan orang yang berada di sekitar. Bukan relasi jarak jauh dengan orang yang tidak kita ketahui sedang melakukan kegiatan sepenuhnya.Â
Hidup di asrama berarti hidup dengan pola aturan asrama yang mendidik secara moral, intelelektual, kedisiplinan, dan sebagainya dalam hal positif untuk mendukung masa depan yang lebih baik.Â
Aturan yang ditekankan dalam hidup berasrama sebagai anak sekolah adalah memanfaatkan waktu untuk belajar. Yang dilakukan adalah bergulat dengan teks, berbicara dengan buku dan menjawab perkataan buku dengan berpikir untuk menambah wawasan.
Dalam hidup berasrama juga dibangun keakraban,kepedulian terhadap sesame dan lingkungan. Meskipun tidak sebebasnya mengunakan hanphone bahkan tidak diijinkan mengunakan hanphone, keakraban dan motivasi untuk belajar secara mandiri dan kerja sama dalam belajar yang diprioritaskan.Â