Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengatur Keuangan Agar Tetap Ada Isi Dompet

29 Juni 2020   16:26 Diperbarui: 29 Juni 2020   16:25 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Https://www.google.com/search?q=mengatur+keuangan+di+tengah+pandemi&safe=.

Di tengah pandemi ini banyak hal berpengaruh bagi kehidupan kita. Terlebih yang sangat berpengaruh adalah di bidang ekonomi. Keuangan masing-masing orang sudah mulai menipis. Kekhawatiran sudah ada dalam diri orang yang keuangannya berkurang. Orang yang merantau ke kota berada dalam kebingungan bertahan atau pulang ke kampung halaman. Di kota sudah tidak ada pekerjaan lagi. Ada kerja kadang kala hanya untuk orang-orang tertentu saja. Itupun penuh dengan aturan-aturan. Kebinggungan ini atas dasar pengeluaran yang stabil sedangkan pemasukan keuangan tidak ada.

"Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), hingga 1 Mei 2020 setidaknya 1.722.958 pekerja terdampak COVID-19. Angka tersebut termasuk pekerja di sektor formal maupun informal. Jika dirinci, sebanyak 1.032.960 pekerja di sektor formal dirumahkan dan 375.165 orang lainnya di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Selain itu, sebanyak 314.833 pekerja di sektor informal turut terkena dampak COVID-19 (https://tirto.id/ketika-pandemi-covid-19-berdampak-pada-nasib-jutaan-pekerja-ri-fDai)." Data ini menunjukkan sistem ekonomi masyarakat mengalami penurunan. Dan membutuhkan pemulihan yang dalam waktu yang cukup lama. Bahkan ada masyarakat yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.

Masyarakat Indonesia kurang terlalu memahami dalam mengolah keuangan. Tidak memanfaatkan uang dengan baik dan untuk kepentingan pokok. Gaya hidup orang Indonesia juga tinggi, terkadang berusaha untuk tampil gaul dengan membeli barang mewah meskipun kebutuhan pokok akan makanan berkurang. Kemudian masyarakat mulai mencapkan diri sebagai orang miskin yang mesti ditolong. Kita harus melihat misalnya uang bantuan pemerintah di manfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan apa. "Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto geram melihat warganya banyak berbelanja pakaian di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Minggu (17/5). Bima akan melacak penerima bantuan pemerintah yang ternyata menggunakan uang untuk berbelanja pakaian maupun perlengkapan Idul Fitri. Diketahui, Pemkot Bogor memberikan bantuan uang tunai Rp500.000 per bulan selama tiga bulan bagi masyarakat untuk bertahan hidup di tengah Pandemi Virus Corona (.merdeka.com di akses 29 Juni2020)."

Bayangkan saja uang untuk belanja kebutuhan makanan dari pemerintah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk belanja pakaian. Berarti masyarakat Indonesia tidak miskin dan sebenarnya tidak membutuhkan bantuan. Pemerintah yang keliru memberikan bantuan. Masyarakat kita masih memiliki makanan yang penuh (beras banyak, sayur, lauk). Perlu dipahami mengenai intensi dari adanya uang bantuan yang diselenggarakan pemerintah ini.  Masyarakat Indonesia tidak pandai mengatur keuangan dengan baik, serta tidak melihat masa yang akan datang. Yang dilihat hanyalah kebutuhan sesaat.


Masyarakat tidak menemukan solusi yang tepat untuk keluar dari situasi ini. Orang-orang cerdas tidak membagikan teori kepada mereka yang membutuhkan terkait cara mengolah keuangan di masa pandemi ini, atau karena masyarakat yang kurang update informasi terbaru seputar pengolahan keuangan. Menanggapi situasi krisis ini dan peduli dengan keadaan masyarakat Indonesia, saya ingin menawarkan beberapa solusi yang menurut saya tepat untuk masyarakat Indonesia.

Https://www.google.com/search?q=mengatur+keuangan+di+tengah+pandemi&safe=.
Https://www.google.com/search?q=mengatur+keuangan+di+tengah+pandemi&safe=.
Tidak boleh berinvestasi

Selama masa situasi krisis ini, kita mesti menahan diri untuk berinvestasi. Memang investasi untuk kebutuhan masa depan juga. Dan menahan diri juga untuk kebutuhan masa yang akan datang. Akan tetapi, investasi di masa krisis ini tidak menjamin akan sukses. Uang yang ada lebih baik disimpan saja dulu dan dikeluarkan hanya untuk kebutuhan pokok. Situasi pandemi covid 19 ini yang belum berlalu mesti dipertimbangkan untuk tidak berinvestasi.  Investasi membutuhkan uang atau modal yang tidak sedikit. Pikirkan saja kalau kita berinvestasi dan tidak berjalan dengan baik karena dampak pandemi tentu akan mengalami kerugian besar.

Hemat

Dalam hal ini kita mesti menghematkan uang yang kita miliki sekarang. Uang yang ada kita gunakan untuk keperluan yang mendesak. Kita mesti menahan diri dulu untuk membeli barang-barang yang belum menjadi kebutuhan pokok. Bantuan pemerintah untuk kebutuhan pokok makan dan minum harus dimanfaatkan benar-benar untuk itu, bukan untuk belanja pakaian seperti yang terjadi di wilayah tertentu. Utamakan hal yang dibutuhkan saat krisis dan hindari gaya hidup. Bayangkan saja anda membeli pakaian mahal di saat pandemi, pertanyaannya untuk pakai kemana itu pakaian? Anda tidak bisa bersilahturahmi, tidak bisa keluar ke daerah wisata. Tentu rugi membeli pakaian mewah di saat pandemi dan belum dibutuhkan.

Hemat itu bukan hemat dalam hal yang terpenting saat sekarang kebutuhanku terpenuhi, ada beras di dapur, ada sayur di kebun, ada lauk atau ada ayam di kandang dan sebagainya. Kemudian lupa untuk memikirkan waktu yang akan datang. Perlu diingat pandemi covid 19 belum menunjukkan tanda yang jelas kapan selesainya. Pandemi tidak seperti perlombaan yang sudah ditentukan tanggal awal dan tanggal akhirnya. Untuk itu kita sebagai masyarakat pandai mengatur keuangan dengan baik. Jangan sampai pemerintah marah, tidak akan memberikan bantuan lagi. Pada hal anda sangat membutuhkan tetapi pihak pemerintah berpikir mereka tidak membutuhkan karena sebelumnya salah memanfaatkan uang.

Hindari peminjaman di BANK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun