Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Menakar Lebih dan Kurangnya Penyelenggaraan PON Jabar

30 September 2016   00:27 Diperbarui: 30 September 2016   09:34 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
NUGYASA LAKSAMANA/KOMPAS.com Pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Jabar XIX/2016 digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung

Api Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX yang menyala di Stadion Gelora Bandung Lautan sejak 17 September lalu Api, Bandung, baru saja padam, Kamis (29/09) petang. Tanda bahwa pesta olahraga antarprovinsi di Indonesia sudah berakhir.

Seperti upacara pembukaan yang dihadiri Presiden Joko Widodo, meski kali ini didelegasikan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, upacara penutupan tetap berlangsung meriah. Ada pesta kembang api. Ada permainan grafis visual. Ada tarian dan nyanyian dari sejumlah daerah. 

Ada pula alunan suara merdu dari sejumlah band dan penyanyi lokal maupun nasional seperti Kikan, Andi /rif, Rossa, dan Doel Soembang. Tak kurang dari 1.200 orang terlibat dalam acara penutupan yang berlangsung maraton sejak petang hingga malam hari yang juga dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi serta Ketua KONI Pusat, Tono Suratman.

Dari 365 pertandingan untuk putra dan 302 pertandingan untuk putri di 44 cabang olahraga dan 10 cabang olahraga eksibisi, tuan rumah mengukuhkan diri sebagai juara umum. Jawa Barat mengemas total 531 medali dengan rincian 217 medali emas, 157 medali perak dan 157 medali perunggu.

Jumlah tersebut nyaris separuh perolehan medali juara bertahan DKI Jakarta yang kali ini terlempar ke urutan ketiga. Kontingen ibu kota hanya mendulang 132 emas, 125 perak dan 119 perunggu, selisih 13 medali perunggu dari Jawa Timur di urutan kedua (132 emas, 138 perak dan 135 perunggu).

Ketiga provinsi itu masih superior dibandingkan provinsi-provinsi lain, termasuk Jawa Tengah sekalipun yang menduduki peringkat keempat dengan raihan 32 medali emas. Di urutan kelima bertengger kontingen Kalimantan Timur yang membawa pulang 25 emas, 41 perak dan 72 perunggu.

Untuk terselenggaranya acara akbar ini kita patut memberikan apresiasi kepada tuan rumah. Meski persiapan tertatih-tatih hingga last minute Jabar telah berusaha menghadirkan sesuatu yang baru. Tak hanya seremoni yang memukau, juga gairah menjadi juara, meski untuk itu terkesan menghalalkan segala cara.

Sejak sebelum acara pembukaan, berbagai kabar miring sudah berhembus ke bumi Parahiyangan baik terkait persiapan sarana prasarana maupun ambisi tuan rumah untuk menggoyahkan dominasi DKI Jakarta. Pemandangan yang terjadi selama perhelatan itu memberikan banyak pelajaran berarti terutama bagi wilayah lain yang akan menyelenggarakan acara serupa.

Kelebihan

PON kali ini mencatat sejumlah kemajuan berarti. Dari daftar tabel klasemen akhir terlihat sejumlah daerah mengalami lonjakan prestasi. Dengan tanpa meremehkan kontingen lain,  Papua dan NTT adalah beberapa dari antaranya.

Empat tahun lalu di Riau, Papua hanya menuai sembilan medali emas dan berada di peringkat 15 besar. Kali ini prosentase medali emas meningkat dua kali lipat menjadi 18 medali emas, 18 perak dan 32 perunggu. Papua mengakhiri PON Jabar di urutan delapan, di belakang Riau dan Bali masing-masing di urutan ketujuh dan keenam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun