Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Uang, Tarian Terakhir Modric, dan Sederet Alasan Peringkat Ketiga Tetap Layak Ditonton

16 Desember 2022   13:57 Diperbarui: 17 Desember 2022   03:45 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luka Modric (kiri) berebut bola dengan pemain Maroko, Azzedine Ounahi di fase Grup F Piala Dunia 2022: AFP/OZAN KOSE via Kompas.com

Di sisi berbeda, duel perebutan tempat ketiga pernah menghadirkan laga-laga sengit dan menarik. Hujan gol dan rekor pun bisa tercipta.

Pertarungan yang berlanjut hingga babak perpanjangan waktu seperti saat Prancis menggasak Belgia 4-2 pada 1986. Ini menjadi skor terbesar di turnamen itu.  Juga banjir sembilan gol saat Prancis menggasak Jerman barat 6-3 pada 1958.

Tentu masih segar dalam ingatan duel Turki menghadapi tuan rumah Korea Selatan pada edisi 2022. Di balik kemenangan Turki 3-2 untuk memupus harapan Kesatria Taeguk, terdapat rekor dunia.

Gol pertama Turki melalui Hakan Sukur masuk dalam lembaran sejarah Piala Dunia. Eks pemain Galatasaray dan Inter Milan saat itu membobol gawang Lee Woon-jae saat pertandingan baru berjalan 10,8 detik. Sejarah baru pun tercipta di Daegu World Cup Stadium, 29 Juni 2022.

Apakah ada sejarah yang akan tercipta saat Kroasia menghadapi Maroko? 

Mesi tanpa piala, hemat saya, duel ini akan tetap menarik atensi. Bagi Maroko lolos semifinal dan bertarung untuk tempat ketiga adalah prestasi membanggakan. Negara Afrika pertama yang sanggup melakukannya. Menempati posisi ketiga bisa menjadi klimaks bagi Achraf Hakimi dan kolega. Mereka bisa pulang dengan kepala tegak usai menorehkan kenangan indah di panggung besar Piala Dunia.

Kroasia yang edisi sebelumnya menjadi runner-up tidak ingin meraih hasil jauh lebih buruk.  Bagi beberapa pemain senior Kroasia seperti Luka Modric, Domagoj Vida, Ivan Perisic, dan Dejan Lovren, Qatar bisa menjadi panggung dedikasi terakhir mereka. 

Usia mereka yang sudah lewat kepala tiga tidak memungkinkan lagi tetap berada dalam kondisi yang sama saat edisi berikutnya digelar. Bukti bakti terakhir mereka akan ditunjukkan di laga ini.

Bisa jadi ini menjadi tarian terakhir bagi para senior itu. Kesempatan terakhir bagi dunia untuk melihat goyangan dan ketangguhan Modric yang berupaya menggendong Kroasia agar tidak dua kali menelan pil pahit beruntun.

Uang

Keempat, selain sejarah, tradisi, ambisi, dan formalitas, ada faktor penting lain yang membuat laga yang bisa dianggap tidak penting ini tetap krusial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun