Melansir bbc.com, starting XI Belgia yang diturunkan menghadapi Kroasia rata-rata berumur 31 tahun dan 95 hari. Rerata tersebut merupakan yang tertua dibanding kontestan lain di Piala Dunia sejak 2010.
Artinya, generasi emas yang masih diandalkan dan menyandang nama besar itu terus berpacu dengan usia. Mereka harus bertarung dengan tim-tim lain dengan rata-rata usia pemain lebih muda.
Meski jam terbang para pemain Belgia tinggi, namun fisik yang menurun akan sangat mempengaruhi irama pertandingan. Dengan jadwal pertandingan yang padat setelah kompetisi domestik yang tak kalah menguras energi, para pemain Belgia harus berjuang ekstra untuk menjaga kebugaran.
Era baru
Di panggung terbesar dan di kesempatan terakhir ini, generasi emas itu kelihatan kehabisan bensin. De Bruyne pun mengakuinya. Skuad Belgia sudah terlalu tua untuk bersaing di panggung akbar ini.
Bisa jadi soal fisik menjadi salah satu titik lemah Belgia, meskipun hal tersebut bisa dibantah lantaran sejak generasi emas itu masih berada di periode benar-benar emas sekali pun mereka tetap tidak mampu menggapai podium juara.
Lantas, apa yang salah dengan generasi emas Belgia? Apakah ada yang keliru dalam pendekatan Roberto Martinez selama ini?
Soal itu biarlah menjadi kenangan Martinez dan para pemain yang telah menemaninya lebih dari lima tahun.
Pertanyaan penting lainnya. Bagaimana masa depan The Red Devils setelah Martinez dan generasi emas ini?
Yang pasti dentang "kematian" generasi emas yang sudah terdengar menandai era baru sepak bola Belgia. Saatnya mengorbit generasi baru dengan nama-nama seperti Amadou Onana, gelandang bertahan berusia 21 tahun yang saat ini bermain untuk Everton dan Jeremy Doku, striker Rennes berumur 20 tahun.
Dengan perubahan mendasar itu, kita akan melihat semangat dan warna baru dalam sepak bola Belgia, dan mungkin saja prestasi akan membuntutinya.