Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dentang "Kematian" Generasi Emas dan Era Baru Belgia Pasca-Roberto Martinez

2 Desember 2022   15:02 Diperbarui: 2 Desember 2022   15:06 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romelu Lukaku mendapat peluang emas di kotak penalty Kroasia di matchday ketiga Grup F Piala Dunia 2022: AFP/ALFREDO ESTRELLA via Kompas.com

Ternyata, prediksi di atas kertas itu tidak berpelukan dengan hasil di lapangan pertandingan. Yang diharapkan tidak terwujud. Sepak bola bukan matematika. Begitu juga status favorit tidak otomatis menjamin hasil akhir. Tim yang bulan Februari lalu menduduki puncak ranking dunia itu harus pulang lebih dini.

Lukaku menampakkan rasa frustrasi sama seperti para pendukung yang kehilangan harapan atas kegagalan generasi emas di pentas terakhir mereka.

Mereka pantas kecewa dengan cara mereka bermain. Sekumpulan pemain berbakat hanya bisa mendulang sekali kemenangan dan hanya sanggup mencetak satu gol dalam tiga pertandingan. Lukaku, sang pemilik nomor sembilan itu, tidak bisa memberikan andil seperti yang diharapkan.

Begitu juga sang jendral lapangan tengah yang bermain gemilang di level klub, Kevin De Bruyne gagal mengispirasi rekan-rekan senegara. Menyandang ban kapten menggantikan Eden Hazard, pemain Manchester City itu tak bisa berbuat banyak, selain pada akhirnya memberikan peneguhan kepada kompatriotnya yang putus asa setelah laga.

Belgia mampu mendominasi laga dengan 52 persen penguasaan bola. Namun, secara keseluruhan Kevin de Bruyne dan kawan-kawan terlihat tidak bersemangat untuk menciptakan peluang. Dari 16 upaya, hanya tidak yang mengenai sasaran.

Kroasia, sang finalis edisi sebelumnya pun tampil tidak terlalu istimewa. Level permainan mereka masih jauh ketika mencuri perhatian empat tahun lalu.

Namun, mereka bermain lebih taktis dan efektif. Armada Zlatko Dalic itu bisa menciptakan 4 "shots on target" dari 11 percobaan.  

Kesempatan terbaik Kroasia di paruh pertama terjadi saat mendapat hadiah penalti menyusul pelanggaran Yannick Carrasco pada Andrej Kramaric di area terlarang, tetapi kemudian dianulir VAR karena offside.

Selanjutnya, tembakan geladang Real Madrid, Luka Modric yang mampu digagalkan rekan setim, Thibaut Courtois menjadi salah satu, bahkan satu-satunya kans terbesar di babak kedua.

Hasil seri yang mereka butuhkan untuk melenggang ke fase gugur. Selanjutnya menghadapi Jepang, yang beberapa jam kemudian membuat kejutan dengan menumbangkan Spanyol untuk merebut status jawara Grup F.

Akhir Pengabdian Roberto Martinez

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun