Walau misalnya pada akhirnya mereka tak bisa melangkah begitu jauh, Jepang sesungguhnya sudah memenangkan hati banyak orang.
Saya membayangkan, bila etos yang sama dihidupi masyarakat dunia umumnya dan Indonesia khususnya, maka berita seputar gunung sampah dan limbah yang kian memprihatinkan, bencana alam seperti banjir dan polusi yang kian menjadi-jadi, dan masih banyak ekses mengerikan dari sampah, tidak akan semasif saat ini.
Memang untuk menanamkan etos dan membudayakan hal seperti itu butuh sistem, pembiasaan, waktu, dan proses yang jelas tidak singkat apalagi instan.
Sepak bola sekiranya bisa menjadi instrumen untuk mengkampanyekan nilai luhur itu. Cabang olahraga dengan magnet paling kuat yang memiliki penggemar terbanyak di seantero jagad seharusnya tidak hanya lekat dengan perkelahian, judi, dan mafia, tetapi juga hal-hal positif seperti yang ditunjukkan dengan gamblang oleh Jepang.
Oh ya, harapan tersebut sepertinya belum bisa berjalan di Tanah Air. Mengapa? Kompetisi sepak bola kita 'kan sedang mati suri, bung!