Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tidak Hanya Cara Mengalahkan Jerman, dari Jepang Kita Belajar Etos Kebersihan

27 November 2022   10:49 Diperbarui: 27 November 2022   10:53 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral sampah berserakan di sekitar GBK: foto dok Istimewa

Potret para penggemar Timnas Jepang di Piala Dunia 2022: AFP/Karim Sahib via Kompas.com
Potret para penggemar Timnas Jepang di Piala Dunia 2022: AFP/Karim Sahib via Kompas.com

Agar tidak terlalu melebar, baiklah saya batasi kata tersebut dalam konteks Piala Dunia 2022 yang tengah berlangsung di Qatar.

Ada pemandangan menarik dalam dan setelah pertandingan Jerman kontra Jepang di Khalifa Stadium, Doha, Rabu (23/11/2022) malam WIB.

Jepang yang sempat tertinggal melalui gol penalti Ilkay Gundogan di menit ke-33 kemudian melakukan "comeback" sensasional. Dua pemain yang merumput di Jerman menjadi pembeda. Mereka adalah Ritsu Doan dan Takuma Asano yang masing-masing mencetak satu gol di menit ke-75 dan 83.

Kedua pemain itu memang menjadi buah bibir. Nama mereka tercatat di papan skor. Namun, kemenangan sensasional Jepang yang kurang diunggulkan sebelum laga adalah kemenangan bersama. Hasil kerja sama dan kerja bersama.

Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, membuka rahasia di balik sejarah itu. Melansir The Guardian, pelatih 54 tahun itu menyebut kemenangan itu karena dua faktor. Teknis dan non-teknis.

Jepang mencoba sabar untuk tidak langsung bereaksi ketika Jerman langsung memilih bermain menyerang. Mereka tidak mau melawan agresivitas dengan agresivitas. Meski mereka sebenarnya sudah berencana menggunakan pendekatan tersebut.

Kesabaran itu kemudian memberi mereka momentum. Kesabaran yang membuahkan hasil manis. Tanda kecerdasan (taktikal) sebagai kata kunci yang terus diulang-ulang Moriyasu.  Kecerdasan yang ditopang oleh pengalaman sejumlah pemain mereka yang berkarier di Bundesliga dan Liga Inggris.

Tidak hanya itu. Jepang pun sadar postur tubuh mereka tidak bisa disandingkan dengan Der Panzer. Namun, keterbatasan itu bukan halangan.

Jepang tampil dengan etos yang hampir selalu terlihat di setiap pemain mereka di berbagai jenis olahraga. Kerja keras.

Mereka terus bekerja dengan gigih untuk beradu kecepatan dan berani berduel udara meski lawan sesungguhnya memiliki modal tinggi badan yang lebih mumpuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun