Tidak hanya para penggemar di lapangan yang melakukannya. Para pemain dan staf Jepang melakukan yang sama di ruang ganti pemain. Pakaian bekas pakai dilipat dan ditata lagi secara rapih. Tidak lupa mereka meletakan potongan kertas dengan tulisan yang kurang lebih berarti TERIMA KASIH.
Hebatnya, tindakan ini para fan praktikkan ketika berada di stadion. Meski bukan Jepang yang bertanding, para penggemar tetap menunjukkan sikap yang sama seusai pertandingan pembuka antara tuan rumah Qatar menghadapi Ekuador.
Mereka dengan sukarela membagikan tas ramah lingkungan kepada para penonton. Tas warna biru diletakkan di setiap bangku penonton. Tujuannya jelas. Membantu dan mengingatkan para fan agar memperlakukan setiap potongan sampah secara bertanggung jawab.
Hal yang sama mereka lakukan pada edisi sebelumnya, empat tahun lalu di Rusia. Saat itu, terjadi dalam suasana hati yang buruk. Tim pujaan baru saja dikalahkan Belgia 3-2 di babak 16 besar. Di ruang ganti pemain, pemandangan yang sama terjadi. Tulisan SPASIBA tak lupa digoreskan. Ya, terima kasih.
Saya berani katakan ini sebagai etos, prinsip atau nilai yang sudah tertanam dalam diri orang Jepang. Hal tersebut didukung oleh penelitian seorang profesor sosiologi di Universitas Osaka, Scott North.
Pada 2018 ia sampaikan kepada BBC tentang etos masyarakat Jepang. Tanggung jawab akan kebersihan adalah bagian dari budaya. Ditanamkan sejak usia dini. Dibudayaka di berbagai segi kehidupan. Kemudian terkristalisasi dalam setiap derap pertumbuhan dan perkembangan hidup dari generasi ke generasi.
"Bersih setelah pertandingan sepak bola merupakan perpanjangan dari perilaku dasar yang diajarkan di sekolah, di mana anak-anak membersihkan ruang kelas dan lorong sekolah mereka," tandas Scott melansir bbc.com.
Jepang, baik tim maupun para penggemar sudah memberikan teladan. Mereka menunjukkan etos akan kebersihan dan kerapihan yang dilandasi rasa tanggung jawab dan penghargaan.
Di laga berikutnya Jepang akan menghadapi Kosta Rika, tim yang dilumat Spanyol tujuh gol tanpa balas. Selanjutnya meladeni pemuncak grup sementara, Spanyol di partai pamungkas Grup E.
Apa pun yang terjadi kemudian, Jepang sudah memberi warna tersendiri. Mereka tidak hanya tampil sebagai tim pemenang di dalam lapangan, tetapi juga di luar lapangan.