Apa yang kemudian terjadi? Para Samurai Biru bisa memenangkan pertempuran yang sebelumnya diprediksi tidak akan mereka menangkan.
Tidak hanya kerja keras. Di luar lapangan, seusai laga, tangkapan layar kamera kemudian menyiarkan peristiwa yang membuat dunia berdecak kagum.
Kemenangan yang baru saja diraih tidak menenggelamkan para penggemar dalam euforia. Para fan tidak dininabobokan oleh sejarah yang baru saja diukir tim kesayangan.
Mereka sadar tangguh jawab mereka belum selesai dengan berakhirnya pertandingan. Mereka menunjukkan etos yang sudah mandarah daging. Etiket sopan santun dan tanggung jawab.
Biasanya, seusai pertandingan, apalagi selevel Piala Dunia, maka para penggemar baik dari kubu pemenang atau pesakitan, akan kompak meninggalkan stadion dengan menyisahkan sampah.
Sisa dari makanan dan minuman yang baru saja mereka nikmati dibiarkan tergeletak begitu saja. Mereka menganggap bukan tanggung jawab untuk membereskan. Ada orang lain yang bertugas untuk itu.
Namun, anggapan naif itu tidak ada di kubu suporter Jepang. Di tengah suasana hati yang berbunga-bunga atas kesuksesan membungkam pemilik empat gelar Piala Dunia, para penggemar dengan penuh kesadaran memungut sampah.
Mereka memunguti platik atau kemasan makanan dan minuman lalu dimasukan ke kantong plastik berukuran besar. Bungkusan berwarna biru berisi sampah itu kemudian diikat rapih dan diletakan di atas bangku penonton.
Tentu pemandangan ini bukan insidental dan parsial. Para fan itu tidak sedang mencari perhatian dan ingin memanen pujian dunia.