Salah satu yang cukup menghebohkan adalah pengakuan Ronaldo bahwa dirinya sudah kehilangan simpati pada manajer anyar asal Belanda itu. Sikapnya ini dipicu oleh respon serupa kepadanya.
Selain itu, Ronaldo menilai "tidak ada evolusi" di klub sejak mantan manajer sekaligus pelatih kesayangannya Sir Alex Ferguson pensiun pada 2013.
Pada kesempatan itu, Ronaldo juga menyinggung rival Manchester United yang sebenarnya menjadi salah satu pilihannya saat hengkang dari Juventus.
Masih ada hal lain yang pada gilirannya membuat relasi Ronaldo dan klub bergerak ke titik didih. United sempat memberikan respon bijak meski terkesan dingin bahwa akan mengkaji wawancara itu berdasarkan fakta sesungguhnya.
Ternyata, dalam diam United dan Ronaldo bergerak untuk mengakhiri kesepakatan. Ten Hag terlibat pertemuan tingkat tinggi dengan para bos United seperti Joel Glazer (salah satu pemilik), Richard Arnold (kepala eksekutif), dan John Murtough (direktur tim) di Nyon, Swiss bertepatan dengan momen pertemuan pelatih di markas UEFA itu.
Melansir bbc.com, kedua kubu sudah mencapai kata sepakat.
"Klub berterima kasih kepadanya atas kontribusinya yang luar biasa selama dua periode di Old Trafford," demikian pernyataan Manchester United.
Ronaldo pun sudah memberikan pernyataan. Kedua pihak saling mendoakan.
"Saya mencintai Manchester United dan saya mencintai para penggemar, itu tidak akan pernah berubah. Namun, rasanya ini waktu yang tepat bagi saya untuk mencari tantangan baru," ungkap Ronaldo.
Lantas, apa dampak yang ditimbulkan dari pemutusan kerja sama meski perpisahan itu terkesan berlangsung secara baik?
Pertama, Ronaldo masih memiliki sisa kontrak sekitar tujuh bulan setelah memutuskan kembali ke Manchester pada 2021. Periode kedua setelah 11 tahun meninggalkan klub itu dengan memilih Real Madrid sebagai pelabuhan barunya.