Ronaldo yang mencetak 145 gol dalam 346 pertandingan adalah salah satu ikon klub. Namun, pemilik gaji 500 ribu paun atau sekitar Rp 9.8 miliar per pekan itu tidak lagi berada dalam situasi ideal seperti periode pertama.
Usianya tak muda lagi. Tuntutan klub yang tinggi pada manajer baru membuatnya harus melakukan sesuatu, termasuk memberikan kesempatan lebih luas kepada para pemain lain yang dianggap lebih cocok untuk menjalankan strateginya.
United rela kehilangan legenda hidup itu demi menyelamatkan situasi. Kerja Ten Hag bisa lebih lepas dan para pemain lain pun terbebas dari bayang-bayang nama besar sang legenda.
Dengan sisa waktu tak lebih dari dua bulan menuju jendela transfer pada Januari 2023 nanti, Ronaldo dan agennya harus bekerja keras untuk mencari klub baru.
Kepergian Ronaldo membuat klub terbebas dari kewajiban untuk membayar gaji sang pemain. Tidak ada klausul kewajiban bagi United untuk memberikan kompensasi pada Ronaldo.
Menurut laporan manchestereveningnews.com, pihak United mendapat penghematan sekitar 16 juta paun.
Secara ekonomi, United untung. Namun, apakah kepergian Ronaldo akan berpengaruh pada aspek komersial klub?
Kedua, Ronaldo dan Ten Hag, juga beberapa pemain sudah tak lagi sejalan. Kita bisa memutar kembali sejumlah peristiwa.
Salah satunya adalah penolakannya masuk sebagai pengganti saat menghadapi Tottenham Hotspur. Ten Hag lantas menghukumnya dengan mengistirahatkan Ronaldo di laga kontra Chelsea, tiga hari berselang.
Ten Hag dianggap memiliki andil di balik hengkangnya Ronaldo. Ten Hag kini bisa mulai fokus sepenuhnya pada para pemain lain. Ia bisa memegang kembali kendali ruang ganti dan menjaganya agar tetap kondusif dan terbebas dari beban kebesaran Ronaldo yang musim ini hanya mampu mencetak tiga gol.
Ia bisa lebih leluasa menata klub dan menjalankan strateginya tanpa dibayangi pemain besar yang mulai membangkang itu. Ini musim pertama Ten Hag. Masa pertaruhan bagi eks Ajax Amsterdam itu.