Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Scott McTominay Selamatkan Wajah Setan Merah dan Bukayo Saka Sang Penentu

14 Oktober 2022   09:31 Diperbarui: 15 Oktober 2022   19:21 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Scott McTominay beraksi saat menghadapi Omonia Nicosia di matchday 4 Grup E Liga Europa: AFP/OLI SCARFF via Kompas.com

 Dua klub top Liga Premier Inggris kompak meraih hasil positif dengan skor identik di pekan keempat penyisihan grup Liga Europa 2022/2023.

Manchester United susah payah meraih tiga poin berkat kemenangan tipis satu gol tanpa balas saat menjamu Omonia Nicosia di Old Trafford, Jumat (14/10/2022) tengah malam WIB.

Sedikit lebih awal, Arsenal menyudahi pertarungan ketat dengan skor serupa di Norwegia, menghadapi tuan rumah Bodo/Glimt di Aspymra Stadion.

Baik Manchester United maupun Arsenal sama-sama superior di hadapan lawan-lawannya. Ya, para penantang itu tidak berada di level pengalaman, sejarah, dan kualitas tim yang sepadan. Begitu juga statistik akhir tetap menempatkan kedua tim itu sebagai unggulan.

Tengok saja Manchester United. Bermain di hadapan pendukung sendiri dan bisa mencatatkan penguasaan bola hingga 78 persen berbanding 22 persen.

Setan Merah mampu melepaskan 34 percobaan dengan 13 di antaranya mengenai sasaran. Bandingkan dengan tim tamu, klub dari negara mungil bernama Siprus, yang tertekan sepanjang pertandingan dan tidak diberikan ruang untuk menciptakan peluang.

Omonia tiga kali melakukan percobaan ke gawang tuan rumah dan hanya sekali yang masuk kategori "on target."

Kalau demikian, mengapa The Red Devils begitu kewalahan untuk mencetak lebih dari satu gol? Apakah gol semata wayang itu adalah hasil yang adil bagi kedua tim?

Tentu saja tidak. United pantas kecewa dengan kemenangan tipis itu. Mereka setidaknya bisa mencetak lebih dari satu gol.

Pelatih Erik ten Hag sesungguhnya sudah menyiapkan tim terbaik. Ia hanya melakukan tiga perubahan dalam "line-up" seperti saat mengalahkan Everton 2-1 pada akhir pekan lalu.

Cristiano Ronaldo, Fred, dan Tyrell Malacia diberi menit bermain sejak awal. Diogo Dalot, Victor Lindelof, Lisandro Mrtinez ikut mendampingi Malacia untuk menopang David de Gea di bawah mistar gawang.

Fred menemani Casemiro dan Bruno Fernandes di lini tengah. Sementara Ronaldo memimpin lini serang, mengisi kedua sayap bersama Marcus Rashford.

Dalam keterangannya sebelum pertandingan, Ten Hag menyebut pemilihan tersebut sudah diperhitungkan matang-matang.

"Anda melihat melalui formulir, lawan, hingga program [jadwal] yang akan datang, jadi ada banyak argumen tentang siapa yang harus dimainkan," tandas manajer asal Belanda itu melansir manchestereveningnews.com.

Melihat komposisi pemain, eks juru taktik Ajax Amsterdam itu membentuk skuad tangguh. Jadwal pertandingan menghadapi Newcastle United di tempat yang sama pada akhir pekan nanti tidak membuatnya harus melakukan rotasi besar-besaran.

Namun, rencana dan harapan tidak saling berpelukan. Situasi di lapangan pertandingan benar-benar tak bisa ditebak.

Dari sekian banyak kans yang diciptakan, tidak satu pun yang berbuah gol. Beberapa peluang emas mental di hadapan penjaga gawang Omonia Francis Uzoho. Sebanyak 12 penyelamatan berarti dilakukan kiper asal Nigeria itu sampai kebuntuan itu terurai.

Uzoho pantas dianugerahi predikat pemain terbaik di lag aini. Penggemar United itu mampu membuat para pemain tim pujaannya mati kutu. Marcur Rashford tiga kali mendapat peluang berbahaya dan semuanya kandas di tangan Uzoho.

Begitu juga tendangan Casemiro di paruh pertama hanya membentur mistar gawang. Begitu juga sundulan Fred dalam posisi ideal masih tipis di atas gawang Uzoho.

Ya, setelah lewat 90 menit pertandingan, serangan tuan rumah baru bisa berbuah gol. Gol itu bukan diciptakan oleh para pemain yang mendapat menit bermain sejak pertama.

Gol ini tidak lepas dari perubahan yang dilakukan sang pelatih. Mulai dari Luke Shaw yang menggantikan Malacia dan Jadon Sancho mengisi pos Antony, menyusul Christian Eriksen untuk bertukar kesempatan dengan Fred, hingga Scott McTominay yang mengambil posisi Casemiro.

Pemain yang masuk dan disebutkan terakhir itu kemudian membuat perbedaan. Serangan bertubi-tubi menciptakan kemelut di mulut gawang Omonia. Tepat saat injury time, McTominay mendapat kesempatan melepas tembakan yang sukses meruntuhkan kedigdayaan Uzoho.

Betapa berartinya seorang pemain pengganti. Rekam jejak empat pertandingan terakhir Setan Merah membuktikannya. Pilihan perubahan Ten Hag yang terbukti jitu. Kepercayaan pada pemain pengganti yang dijawab dengan gol.

Satu gol dari pemain cadangan di lag aini memberi tiga poin krusial. Setan Merah mulai bernapas lega. Mereka hanya butuh satu angka untuk menemani Real Sociedad mewakili Grup E ke babak gugur.

Sociedad memuncaki grup dengan poin sempurna dari empat pertandingan, menyusul kemenangan 3-0 atas Sheriff Tiraspol. United kini mengekor dengan sembilan angka, jauh meninggalkan Sheriff yang baru meraih tiga poin.

"Tetapi hal baiknya adalah tim terus maju dan mereka tidak menyerah. Mereka tetap percaya dan pada akhirnya kami mendapatkan hadiahnya. Itulah cara yang harus kami lakukan," puji Ten Hag pada para pemainnya.

Penting kiranya memberikan kredit tersendiri kepada para pemain pengganti. Sebagaimana diakui Ten Hag mereka tetap menunjukkan semangat, mental, dan fokus yang tak terbagi.

"Kadang-kadang bekerja seperti itu. Pemain pengganti bisa berdampak ketika mereka memiliki sikap yang tepat dan fokus yang tepat."

Bukan tidak mungkin, dengan skenario yang sama, akan mewarnai perjuangan United untuk memastikan satu tempat di babak gugur saat menghadapi Sheriff Tiraspol pada 27 Oktober nanti.

Omonia yang memiliki satu peluang terbaik menjelang turun minum melalui kerja sama Bruno Felipe dan Andronikos Kakoullis hampir saja memperbaiki catatan impresif mereka saat menghadapi United. Seperti kita tahu, pada pekan sebelumnya mereka hanya kalah tipis 2-3 di Siprus.

Pelatih Omonia asal Inggris, Neil Lennon tak kurang rasa bahagianya. Mereka hampir saja membuat sejarah. Membuat malu tim besar.

"Saya sangat bangga dengan tim. Kami hanya berjarak beberapa menit dari salah satu hasil terbesar dalam sejarah klub ini," tegas Lennon menukil bbc.com.

Perlahan-lahan klub yang masih dipandang sebelah mata itu mulai mencuri perhatian.

"Saya pikir perjalanan ini sedikit menempatkan Omonia di peta Eropa. Kita perlu membangunnya," tegas Lennon.

Saka Penentu

Di kubu Arsenal, Bukayo Saka adalah pahlawan. Gelandang berusia 21 tahun itu mencetak satu-satunya gol di menit ke-24, hasil kerja sama apik dengan sesama pemain muda, Albert Sambi Lokonga.

Keduanya sama-sama berposisi sebagai gelandang. Lokonga yang menjadi pemain masa depan Belgia tampil impresif di bawah bayang-bayang Saka yang menonjol dengan namanya di papan skor.

Skuad The Gunners umumnya dan Saka khususnya memang sedang dalam tren positif. Ia bahkan mencetak sepasang gol saat membantu Arsenal menggasak Liverpool 3-2, beberapa hari lalu.

Pelatih Arsenal, Mikel Arteta sudah bisa lebih leluasa memanfaatkan kedalaman skuad dengan mayoritas pemain muda.

Manajer asal Spanyol itu melakukan lima perubahan dari kemenangan kandang 3-0 pada matchday sebelumnya atas lawan yang sama. Perubahan lebih besar dibuat dalam susunan pemain kali ini dari yang diturunkan saat menghadapi Liverpool.

Eks asisten pelatih Pep Guardiola benar-benar mengistirahatkan striker kunci bernama Gabriel Jesus. Sementara pemain kunci lainnya, Granit Xhaka dan Gabriel Martinelli baru dimainkan setelah satu jam.

Walau begitu, Bodo/Glimt bukan klub lemah. Dengan dukungan mayoritas penonton dan modal 14 kemenangan beruntun di kandang sendiri di pentas Eropa mereka mampu menciptakan sejumlah peluang.

Arsenal menguasai "ball possession" dengan 55 persen. Namun, tim tamu tidak memiliki ancaman lebih banyak. Keduanya sama-sama mengukir satu tembakan tepat sasaran dari masing-masing enam dan tujuh percobaan.

Terlepas dari itu, kemenangan tipis ini lebih dari cukup membuka peluang Arsenal meraih tiket ke fase knock out. Arsenal yang baru bermain tiga kali bercokol di puncak klasemen Grup A dengan poin sempurna.

Meriam London memimpin dua poin dari PSV Eindhoven yang juga memiliki jumlah pertandingan yang sama. Bodo/Glimt menyusul di posisi ketiga, dengan empat poin dari empat pertandingan.

Zurich yang sudah bermain empat kali pula menghuni juru kunci. Malang nian nasib klub Swiss itu. Belum juga meraih sepoin pun.

Arsenal akan menghadapi PSV pekan berikutnya. Ini laga tunda menyusul mangkatnya Ratu Elizabeth II. Bila sukses menjaga tren positif maka satu tiket ke babak berikutnya sudah jadi milik klub London itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun