Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

4 Arti Penting Kemenangan Timnas U-19 Indonesia atas Ghana di Turnamen Toulon 2022

2 Juni 2022   22:37 Diperbarui: 3 Juni 2022   02:03 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U-19 Indonesia: dok PSSI via Kompas.com

Tim nasional U-19 Indonesia membuat kejutan di pertandingan kedua fase grup B Turnamen Toulon 2022. Menghadapi timnas U-20 Ghana di Stade Jules-Ladoumegue, Vitrolles, Prancis, Kamis (2/6/2022) malam WIB, skuad Garuda Muda sukses memetik kemenangan satu gol tanpa balas.

Gol tunggal kemenangan tim besutan Dzenan Radoncic dan Bima Sakti dicetak oleh Raka Cahyana di menit ke-58. Gol ini tidak lepas dari kesalahan kiper Ghana saat mengantisipasi umpan silang pemain Indonesia.

Sepanjang pertandingan wakil Afrika tersebut membuat Indonesia kerepotan. Beruntung, pertahanan Indonesia begitu rapat sehingga sulit ditembus. Alhasil, lawan kewalahan dan mencoba tendangan spekulasi dari luar kotak penalti.

Dalam keadaan tertekan, Indonesia tidak kehilangan konsentrasi. Kalah postur tubuh tak menjadi halangan untuk mengancam. Beberapa kali skema serangan balik cepat Ronaldo Kwateh dan kawan-kawan cukup merepotkan barisan belakang Ghana.

Kemenangan tipis ini lebih dari cukup menorehkan arti penting bagi Indonesia.

Pertama, Indonesia menurunkan kelompok umur yang lebih muda dibanding tiga tim lainnya: U-20 Ghana, U-21 Venezuela, dan U-23 Meksiko.

Lawan kedua yang dihadapi adalah salah satu tim muda terbaik dari Afrika. Ghana adalah salah satu negara di Afrika dengan prestasi tim muda yang mentereng.

Selebrasi pemain Indonesia usai menjebol gawang Ghana: https://twitter.com/TournoiMRevello
Selebrasi pemain Indonesia usai menjebol gawang Ghana: https://twitter.com/TournoiMRevello

Bahkan, timnas U-20 Ghana sudah menorehkan prestasi kelas dunia. Mereka empat kali menjadi jawara Piala Afrika Junior (U-20) pada 1993, 1999, 2009, dan 2021.

Lebih dari itu, saat diperkuat Andrew Ayew (kini ia sudah berusia 32 tahun), mereka memenangi Piala Dunia U-20 2009 usai menang 4-3 dalam drama adu penalti atas Brasil.

Kemenangan tipis atas Ghana jelas menunjukkan potensi besar para pemain muda Indonesia. Sayangnya, prestasi yang ditorehkan di level junior kerap tidak berlanjut di jejang senior. Kuncup prestasi mereka luruh seiring bertambahnya usia.

Entah ada masalah apa dengan jenjang pembinaan dan prestasi sepak bola negara kita.

Kedua, ini merupakan kemenangan pertama dari dua laga yang sudah dijalani tim muda Indonesia. Tiga poin perdana yang mengangkat semangat dan martabat skuad Merah Putih.

Tiga angka ini membuat Indonesia sementara ini berada di posisi ketiga dengan tiga poin. Jumlah poin Indonesia sama banyak dengan Venezuela dan Meksiko yang baru bermain satu kali.

Nasib Indonesia sementara ini lebih baik dari Ghana yang sudah menelan dua kekalahan beruntun. Sebelum disikat Indonesia, Ghana takluk dari Meksiko dengan skor serupa. Alhasil, Ghana pun terdampar di dasar klasemen.

Menariknya, dari tiga laga yang sudah dimainkan di Grup B, hasil akhir sungguh identik. Indonesia takluk 0-1 dari Venezuela di pertandingan pertama.

Hal ini menunjukkan tingkat persaingan di di grup ini. Apakah hal tersebut juga menunjukkan kualitas di antara para kontestan?

Ketiga, ini menjadi penampilan kedua Indonesia di turnamen tersebut. Penampilan perdana pada edisi 2017 silam dengan salah satu pemain adalan Egy Maulana Vikri.

Saat itu, Indonesia berada di grup C yang juga dihuni para unggulan seperti Brasil, Republik Ceko, dan Skotlandia.

Nahasnya, Indonesia harus pulang lebih awal dengan tanpa memetik kemenangan. Tiga laga yang dimainkan selalu berakhir negatif. Indonesia takluk 0-1 dari Brasil, dipecundangi Republik Ceko 0-2, dan menyerah 1-2 dari Skotlandia.

Dengen demikian, kemenangan atas Ghana menjadi sejarah tersendiri bagi tim Indonesia. Kemenangan pertama dari dua edisi yang diikuti.

Apakah tiga poin pertama ini menjadi tanda-tanda baik untuk laga selanjutnya dan di seri mendatang?

Keempat, merunut hasil pertandingan sejak ambil bagian di edisi pertama, dari lima laga yang sudah dilakoni, Indonesia baru mencetak dua gol.

Gol pertama terjadi pada 2017 lalu. Siapa pencetak gol bagi Indonesia saat itu? Hanis Saghara. Ia mencetak gol ke gawang Skotlandia.

Dengan demikian, Raka Cahyana mengikuti jejak Hanis Saghara sebagai pemain kedua yang mencatatkan namanya dalam daftar pemain Indonesia yang mencetak gol di turnamen dengan nama resmi Tournoi Maurice Revello itu.

Lantas, siapa pemain Indonesia berikutnya yang bakal mengikuti jejak Hanis dan Raka? Saya berharap Ronaldo Kwateh bisa membuat kejutan berikutnya saat menghadapi Meksiko pada Minggu, (5/6/2022) nanti.

Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun